Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Kojatas, Bertahan di Tengah Kepungan Taksi Online

×

Kojatas, Bertahan di Tengah Kepungan Taksi Online

Sebarkan artikel ini
8 3klm taksi
BERTAHAN - Supir Koperasi Jasa Angkutan Taksi Sedan (Kojatas) di Banjarmasin yang melayani penumpang, terutama tujuan Bandara Syamsudin Noor, harus bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan persaingan dengan taksi online. (KP/Opiq)

Banjarmasin, KP – Puluhan tahun silam, sebelum taksi online merambah di seluruh kota besar di Indonesia, termasuk di Kota Banjarmasin, taksi sistem argo seperti milik Koperasi Jasa Angkutan Taksi Sedan (Kojatas) Banjarmasin ini boleh dikatakan menjadi primadona.

Namun seiring perkembangan zaman, taksi online semakin diminati, sehingga menggerus pasar konsumen taksi Kojatas. Belakangan, adanya pemberlakuan larangan mudik oleh pemerintah beberapa waktu lalu, menambah besar dampak yang dirasakan supir Kojatas.

Baca Koran

Sepinya angkutan penumpang, dirasakan langsung oleh Syahrani, supir Koperasi Jasa Angkutan Taksi Sedan (Kojatas) yang melayani penumpang dalam kota dan luar kota. Terutama, penumpang tujuan ke Bandara Syamsudin Noor.

Terlebih, adanya aturan penyekatan pasca libur lebaran yang diperpanjang hingga 24 Mei. Kondisi tersebut membuat pemasukannya dari membawa penumpang turun drastis, lantaran warga tak ada yang mudik atau bepergian.

“Sepi tarikan saat ini. Sekarang taksi online semakin banyak. Apalagi, ada kebijakan dilarang mudik, ditambah aturan penyekatan ini. Otomatis, omzet kami sangat menurun drastis. Bahkan, kadang sampai tidak ada penumpang samasekali,” ungkapnya, Senin (24/5).

Menurut Syahrani, yang biasa mangkal di depan kantornya di Jalan Bank Rakyat, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah, banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa taksi online berimbas pada omzetnya yang turun hingga 70 persen lebih

“Sebelumnya, saya bisa narik 3 sampai 4 penumpang. Tapi, saat ini dapat 1 penumpang pun sudah untung,” katanya lagi.

Meski memahami dengan kebijakan pemerintah di tengah pandemi Covid-19, ia sangat berharap, peraturan yang dibuat tidak terlalu membebani mereka yang berprofesi sebagai supir taksi bandara ataupun supir angkutan umum lainnya.

“Mudah-mudahan ada jalan terbaik dan solusi bagi kami,” ucap Syahrani.

Sementara itu, Yani, supir sedan Banjar Taxi merasakan hal yang sama, yakni sulitnya mendapatkan tarikan penumpang di tengah pandemi Covid-19 dan kepungan yang datang dari penyedia jasa transportasi berbasis online.

Baca Juga :  Bantuan Subsidi Upah Tahap 2 Cair Bulan Juli, Ini Jadwal dan Cara Ceknya

“Kondisi seperti ini ya mau gimana lagi? Penumpang semakin sepi. Jika ada langganan yang nelpon baru ada tarikan. Banyakin doa aja lah, semoga pandemi ini cepat berakhir, kondisi ekonomi cepat pulih dan rezeki makin banyak,” tuturnya mengakhiri. (opq/K-1)

Iklan
Iklan