Imam Suprastowo menambahkan, DIY merupakan destinasi wisata unggul, sehingga perlu mendapatkan masukan dari daerah Yogyakarta agar bisa dikembangkan di Kalsel.
BANJARMASIN, KP – Komisi II DPRD Kalsel berupaya meningkatkan sektor pariwisata di daerah, dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam mempromosikan obyek wisata.
“Tanpa promosi wisata, tentu sulit bagi wisatawan untuk datang ke Kalsel,” kata Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo pada kunjungan kerja ke Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, belum lama ini.
Imam Suprastowo mengatakan, Kalsel perlu menggali informasi terkait promosi wisata yang dilakukan Yogyakarta, karena dinilai sudah sangat maju dan terfasilitasi baik.
“DIY merupakan salah satu barometer dalam penataan dan pemasaran kepariwisataan, termasuk promosi dan pemasaran wisata,” tambah politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Bahkan, pemerintah DIY sudah memaksimalkan media komunikasi dalam pemasaran wisatanya, yang berfungsi untuk memberitahukan dan membujuk wisatawan agar memiliki keinginan untuk datang dan berkunjung ke daerah yang dipromosikan.
Imam Suprastowo menambahkan, DIY merupakan destinasi wisata unggul, sehingga perlu mendapatkan masukan dari daerah Yogyakarta agar bisa dikembangkan di Kalsel.
“Sebetulnya potensinya ada, karena Kalsel merupakan paru-paru dunia. Hanya saja, hutannya belum dikelola,” jelas Imam Suprastowo.
Ke depannya, akan dikembangkan bersama Dinas Kehutanan dan Dinas Pariwisata. “Yang paling penting bagaimana kita bisa mengelola sistem dari kepariwisataan ini. Ekonomi tetap berjalan meskipun di situasi pandemi ini,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel VII, meliputi Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY, Marlina Handayani mengatakan, di masa pandemi ini Dinas Pariwisata DIY dari bulan Juni mulai melakukan dan menerapkan aplikasi “Visiting Jogja”.
“Tujuannya agar para wisatawan bisa reservasi tempat destinasi wisata secara online,” kata Marlina.
Hal tersebut dilakukan agar Dinas Pariwisata bisa mentracing jumlah kunjungan wisatawan ke DIY. Karena dari data yang mereka masukkan sehingga kita tahu pergerakan mereka kemana saja.
Tracing online tersebut, menurut Marlina, adalah cara untuk mendapatkan data real time dari pengelola di setiap destinasi wisata, yang mana data tersebut sebagai bahan setiap menyusun strategi ataupun untuk mereport ke pimpinan untuk menentukan strategi berikutnya.
Kemudian itu juga sebagai dasar bagaimana untuk pengembangan pariwisata berikutnya.
“Kedepannya kami ingin membuat aplikasi “Visiting Jogja” sebagai dik data DIY sehingga semua data yang ada dari kabupaten semua tersentral masuk ke aplikasi tersebut,” tambahnya.
Sementara ini, “Visiting Jogja” hanya bisa digunakan untuk android, tapi kedepannya diupayakan bisa diterapkan menggunakan IOS. “Diharapkan wisatawan yang akan masuk ke destinasi DIY menggunakan reservasi secara Online melalui aplikasi tersebut,” kata Marlina.
Kemudian, pihaknya akan memgirim surat kepada semua industri dan semua OPD di Indonesia mengenai kewajiban reservasi online melalui aplikasi “Visiting Jogja”.
Hal tersebut direspon positif Wakil Ketua Komisi II, Hj Dewi Damayanti Said, yang berharap pemaksimalan teknologi informasi semacam aplikasi “Visit Jogja” ini juga dapat diterapkan di Kalsel, untuk mendata sirkulasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kalsel.
Selain itu, aplikasi tersebut dapat membantu wisatawan untuk mencari destinasi wisata dan penginapan secara online. “Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kalsel ke depannya,” pungkas Dewi Damayanti. (lyn/K-1)