Oleh : Muhammad Ryan Ezra Pratama
Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Semenjak pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia, banyak sektor yang menerapkan kebijakan baru, dimana salah satunya adalah sektor pendidikan. Sektor pendidikan di Indonesia yang awalnya menerapkan pembelajaran secara tatap muka sementara diubah menjadi pembelajaran online/daring, perubahan ini tentunya berdasarkan keputusan presiden bersama dengan menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona. Tentunya dalam proses pembelajaran online banyak kendala yang dihadapi, tidak hanya oleh pengajar ataupun pelajar namun orang tua juga ikut menghadapi masalah yang diakibatkan perubahan pembelajaran menjadi online.
Dirjen Dikti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam, menyebut pengembangan belajar daring sebenarnya bukan hal baru bagi Indonesia. Dia mengatakan bahwa sejarah belajar daring sudah dimulai sekitar tahun 1980 di tanah air, yang mana pada saat itu ada sekitar 300 perguruan tinggi yang mengikuti kegiatan pembelajaran daring, dimana mereka dapat berbagi model-model pembelajaran daring yang bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa di Indonesia. Meskipun pembelajaran daring ini sudah pernah dilakukan di Indonesia, namun nyatanya saat ini ketika proses pembelajaran daring diterapkan tidak hanya pada perkuliahan atau universitas melainkan pada jenjang pendidikan lainnya banyak pihak yang merasa kesulitan menerapkan metode pembelajaran daring.
Meskipun sudah banyak media yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran secara daring atau online, nyatanya masih banyak masalah yang dikeluhkan baik dari pengajar, pelajar maupun orang tua. Dan masalah yang dikeluhkan pun relatif sama yaitu lokasi rumah tidak terjangkau jaringan internet, kuota internet yang terbatas, media pembelajaran yang digunakan para guru dominan monoton dan membuat para murid merasa jenuh atau bosan. Disatu sisi sulit bagi pengajar memantau para pelajar saat proses pembelajaran, tugas diberikan para murid menumpuk, kurangnya kualitas pemahaman pelajar terhadap materi yang disampaikan, penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester, Penilaian Akhir Semester termasuk Ujian Sekolah yang kurang berintegritas. Masalah-masalah ini baru yang terjadi antara pengajar dengan pelajar yang sebenarnya masalah ini dapat diatasi meskipun tidak mudah dan perlu proses.
Penyelesaian masalah pembelajaran daring seperti kurangnya integritas berupa kejujuran pada saat proses pengerjaan ujian yang akan dihadapi oleh para pelajar. Masalah ini sebenarnya dapat diatasi dengan cara menggunakan aplikasi live atau menggunakan aplikasi yang bisa digunakan para pengajar untuk memantau para pelajar saat melakukan ujian. Caranya dengan menghidupkan kamera pada media daring yang digunakan, sehingga kejujurannya dapat dipantau, adapun aplikasi yang dapat digunakan misalnya Zoom, Google Meet dan lain-lain. Atau masalah lain yaitu para pelajar yang merasa bosan terhadap pelajaran yang disampaikan pengajar secara monoton tentunya dapat diatasi dengan menggunakan media yang bervariasi atau pengajar yang berusaha memancing keaktifan siswa agar suasana saat belajar tidak membosankan. Disamping itu masalah kuota internet yang terbatas seharusnya sudah bukan menjadi alasan lagi, pasalnya pemerintah lewat Kemendikbud yang berkerjasama dengan operator telekomunikasi sudah memberikan kuota belajar gratis kepada setiap pelajar yang terdaftar di masing-masing sekolah.
“Kami memberikan kuota gratis 30GB yang dapat digunakan untuk mengakses platform belajar online sehingga mereka tetap semangat belajar meskipun dari rumah. Ini saatnya bagi semua pihak untuk bergotong royong dan bekerja bersama untuk mematuhi kebijakan pemerintah guna memperlambat penyebaran Covid-19 di Indonesia,” ujar Ahmed Al-Neama selaku Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo, hal ini tentunya sangat membantu dalam mengatasi masalah minim kuota yang dihadapi para pelajar.
Jika masalah antar pengajar dan pelajar sudah diatasi, saatnya melihat masalah yang dihadapi oleh orang tua yang disebabkan metode pembelajaran daring. Banyak sekali keluhan yang diutarakan oleh orang tua terhadap keberlangsungan proses pembelajaran online, sampai muncul slogan “yang belajar anak yang repot orang tua”. Tentunya ini bukanlah sebuah candaan belaka, karena banyak kejadian perihal tugas yang diberikan oleh guru terlalu banyak ataupun terlalu sulit, hal ini menyebabkan anak frustrasi dan enggan untuk mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan, sehingga beralih pada orang tua yang mengerjakan tugas tersebut. Hal ini mungkin akan mudah diselesaikan jika orang tua dari pelajar memiliki latar belakang pendidikan yang baik, namun tentunya akan sangat membingungkan bagi orang tua yang memiliki latar belakang Pendidikan yang kurang baik.
Dari sini penulis menyarankan agar pembelajaran tetap nyaman baik untuk pengajar,pelajar, maupun orang tua supaya masing-masing pihak saling mengerti satu sama lain, dilain sisi dari pihak guru supaya memberikan tugas sewajarnya dan supaya menjelaskan materi sejelas mungkin. Adapun untuk pelajar supaya berusaha memahami materi sebaik mungkin dan jangan ragu untuk bertanya jika tidak memahami materi yang disampaikan oleh pengajar, karena seringkali sebenarnya pengajar sudah menyampaikan materi dengan jelas hanya saja pelajar yang kurang memahami materi tersebut dan enggan untuk bertanya. Apabila dibiarkan tentunya akan memberatkan pelajar dan berujung memberatkan orang tuanya. Kemudian tugas orang tua agar pembelajaran online ini efektif yaitu membantu sang anak sebisa mungkin ketika anak menghadapi kendala dalam pembelajaran dan tidak lupa untuk mengingatkan anak tentang kewajibannya seperti mengerjakan tugas dari guru dan sebagainya.
Terakhir penulis menilai tentang kegiatan pembelajaran online yang saat ini masih berlangsung hampir di seluruh daerah di Indonesia tentunya masih perlu di tingkatkan kualitasnya meskipun tujuan utama pembelajaran daring adalah menjaga keselamatan dan kesehatan peserta didik, keluarga, dan guru, namun hakikatnya tujuan utama dari belajar adalah untuk menambah ilmu serta wawasan. Akan sangat disayangkan jika pembelajaran online justru membuat kualitas pendidikan di Indonesia menurun. Padahal pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan sesorang yang nantinya menjadi bekal dalam menghadapi tantangan masa depan yang lebih besar dan penuh dengan persaingan. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu pendidikan didesain untuk memberikan pemahaman serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pendidikan juga dapat menjadi penentu dari nilai dan kualitas hidup individu. Dilihat dari seberapa besar peran pendidikan dalam kehidupan, ada baiknya pendidikan di negara ini dapat lebih dikembangkan secara maksimal dan memberikan berbagai manfaat pada setiap individu.