Banjarmasin, KP – Rencana penerapan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan dijalankan saat memasuki Tahun Ajaran 2021/2022 mendapat respon dari anggota Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin.
Ia menyebut, PTM yang digagas pada saat pandemi Covid-19 belum terkendali sebenarnya sangat berisiko terjadinya penularan terhadap anak usia sekolah dan keluarganya.
“Apalagi progres vaksinasi di Indonesia masih lambat, baik untuk lansia, guru dan dosen. Karena saat ini baru 9 dari setiap 100 penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan dosis pertama vaksin,” bebernya.
Dibeberkannya, faktor lain yang menambah kerentanan bagi guru, pelajar dan orang tua adalah adanya ledakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini di beberapa daerah.
“Khawatirnya pembukaan PTM mempercepat dentuman ledakan tersebut ke berbagai daerah lainnya, sebab saat ini tidak ada kontrol mobilitas penduduk,” ungkapnya.
Selain itu, masalah lainnya yang harus diperhatikan juga mengenai terdapatnya kasus penularan akibat virus yang bermutasi lebih ganas dari sisi penularan.
“Sebaiknya fokus dulu untuk peningkatan vaksinasi hingga 50 persen penduduk, edukasi dan pengkondisian orang tua dan pelajar mengenai prokes di sekolah dan di luar sekolah,” imbaunya.
Terkait kebijakan Pemerintah Pusat yang tetap akan melaksanakan PTM, ia menekankan agar di samping memastikan penerapan protokol kesehatan yang ketat di sekolah dan terus dilakukan kontrol dan monitoringnya, pemerintah juga harus kita perhatikan bagaimana mobilitas dan keadaan di luar sekolah baik sebelum maupun setelah selesai belajar.
Ia berharap bahwa ada baiknya pemerintah pusat dan daerah menimbang kembali rencana pembukaan PTM di tahun ajaran baru ini.
“Karena meskipun di sekolah dilaksanakan prokes yang ketat, tetapi di luar itu, pihak sekolah tidak bisa mengontrol dan menjamin para pelajar menerapkan prokes. Sehingga situasi tersebut sangat riskan terhadap penularan Covid-19,” tandasnya. (Zak/KPO-1)