Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
HEADLINE

Mansyur : Layaknya Manusia, Museum Juga Perlu Perawatan

×

Mansyur : Layaknya Manusia, Museum Juga Perlu Perawatan

Sebarkan artikel ini
IMG 20210702 WA0095

Banjarmasin, KP – Banyaknya kerusakan yang ada di bangunan Museum Sultan Suriansyah rupanya membuat Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Mansyur angkat bicara.

Baca Koran

Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Banjarmasin itu mengaku sangat prihatin dengan kondisi bangunan museum yang masih satu kompleks dengan Makam Raja Banjar itu.

Menurutnya, Museum memiliki beberapa fasilitas yang bisa dimanfaatkan wisatawan maupun juga peziarah yang datang untuk menambah pengetahuan terkait Kesultanan Banjar.

“Sayang sekali, museum ini tampaknya tidak terawat sama sekali. Selain kondisi bangunannya yang rapuh dan kurang layak, banyak kerusakan di beberapa bagian,” ungkapnya saat dibincangi awak media, Jumat (2/7) petang.

Ia juga menyayangkan aktivitas museum yang jarang dibuka. Berdasarkan informasi yang dihimpunnya. Kalaupun museum itu dibuka hanya pada waktu tertentu sesuai kebijakan pengelola.

“Apalagi setelah pandemi covid 19 melanda. jarang sekali dibuka untuk umum,” imbuhnya.

Informasi itu didapatkannya setelah melakukan kunjungan ke museum beberapa hari yabg lalu.

“Dengan kondisi yang seperti ini menurut penjaga museum, rawan sekali dimasuki oknum yang berusaha menjarah koleksi,” ungkapnya.

Pengelola khawatir kalau koleksi semuanya dibawa ke museum ini, dengan kondisi museum yang rusak akan mudah dibobol dan dijarah.

Koleksi bernilai tinggi, unik dan satu satunya. Kalau dijarah, tentunya tidak akan ada lagi peninggalan masa lalu.

Sehingga menurutnya dengan alasan itulah dari pihak pengelola makam tidak memajang seluruh peninggalan penting di museum ini.

“Padahal masih banyak koleksi yang sebenarnya perlu sekali dipamerkan untuk jadi bahan pembelajaran generasi sekarang,” ujar Dosen di Prodi Pendidikan Sejarah FKIP ULM itu.

Dari pengamatannya, museum tersebut bangunanya terbuat dari kayu, dan sudah mulai terlihat kurang terawat sehingga pengelola pun berencana untuk merenovasinya. Sayang, kendala dana menjadi persoalan sehingga belum terealisasi.

Baca Juga :  Buyung Ismu di Kartu Merah, Barito Putera Ditaklukkan Persija 2-3

“Museum ini sangat perlu perhatian pemerintah. Ibarat manusia, museum menyimpan cagar budaya membutuhkan perawatan ekstra,” tegasnya.

“Jika manusia harus mandi, berolahraga, dan merawat tubuh ke salon kecantikan, museum juga sama. Perawatannya disebut fumigasi,” tambah Mansyur.

Dijelaskannya, Fumigasi yang dilakukan bukan sekadar merawat museum agar menarik pengunjung, melainkan juga sebagai bentuk apresiasi dari peninggalan sejarah yang dimiliki. Fumigasi tentu membuat museum lebih segar.

Perawatan rutin harus dilakukan. Apalagi, lokasi museum berada tepat di pinggir Jalan yang ramai lalu lalang kendaraan bermotor.

Selain itu, rayap bisa membuat kayu-kayu kosen dan koleksi museum menjadi keropos. Fumigasi perlu dilakukan demi keberlangsungan museum supaya bisa tetap memberi tahu sejarah lokal banua.

“Jika itu dilakukan, bukan hanya semakin banyak pengunjung saja nantinya, melainkan juga bentuk apresiasi museum beserta isinya.” pungkas Mansyur.

Diketahui, dalam area Kompleks Makam Sultan Suriansyah memiliki beberapa fasilitas yang bisa dimanfaatkan wisatawan maupun juga peziarah yang datang.

IMG 20210702 WA0096

Diantaranya berupa museum di halaman atau pintu masuk bagian kanan. Pada bagian atas pintu tertulis Museum Makam Sultan Suriansyah.

Ruang pamernya kecil, sekitar 5 × 5 meter persegi. Koleksinya pun minim. Padahal dari dua etalase yang dipamerkan cukup menarik.

Etalase yang satu berisi guci dan etalase lainnya berisi mangkok, teko, pecahan keramik, batu kerikil, kayu, lempeng batu, koin kuno. Pada dinding museum terpampang gambar Sultan Banjar dan silsilahnya.

Koleksi utama di makam ini berkaitan dengan keberadaan Makam Sultan Suriansyah adalah makam Raja Banjar Pertama yang memeluk agama Islam tahun 1526 M.

Ketika kecil nama Sultan Suriansyah adalah Raden Samudera, setelah diangkat menjadi raja nama beliau menjadi Pangeran Samudera dan setelah memeluk agama islam nama beliau menjadi Sultan Suriansyah. Beliau juga memiliki gelar lain yaitu Panembahan atau Susuhunan Batu Habang. (Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan