Antrian panjang bus maupun kendaraan pribadi terlihat mengarah ke Kabupaten Tanah Laut, termasuk kendaraan roda dua menyebabkan arus lalu lintas di ruas jalan nasional melambat.
Kondisi seperti ini umum terjadi pada akhir pekan, terutama Sabtu dan Minggu, dimana masyarakat kelihatannya mengarah ke sejumlah obyek wisata di kabupaten yang terletak di pesisir Pulau Kalimantan ini.
Padahal pandemi Covid-19 masih berlangsung, namun kelihatannya masyarakat yang sudah jenuh di rumah memilih untuk menikmati libur akhir pekan di kawasan Tanah Laut yang memiliki berbagai obyek wisata, mulai dari pantai, gunung dan air terjun hingga obyek wisata buatan, berupa taman dan waduk.
Bahkan kerumunan terjadi di sejumlah obyek wisata tersebut, masyarakat menikmati santai bersama keluarga maupun teman-temannya terkesan tidak memperdulikan protokol kesehatan, karena dengan santai makan minum, bermain, beraktivitas dan sekedar menikmati keindahan alam tanpa mengenakan masker.
Hal ini berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19 dengan banyaknya kerumunan di sejumlah obyek wisata yang dibuka untuk umum, apalagi jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan.
Bupati Tanah Laut, H Sukamta mengakui, sengaja membuka sejumlah obyek wisata di wilayahnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor pariwisata, yang terpuruk selama pandemi berlangsung.
“Kita sengaja buka obyek wisata ini untuk menarik wisatawan datang ke Tanah Laut,” kata Sukamta.
Karena, hanya sektor pariwisata yang bisa digenjot di tengah pandemi ini, yang pertumbuhannya masih plus, walaupun tidak sebesar sebelum pandemi. “Pariwisata cukup menahan pertumbuhan ekonomi, walaupun kontribusinya masih 1,3 persen, sehingga perlu digenjot kembali dengan membuka sejumlah obyek wisata,” jelasnya.
Bahkan pariwisata merupakan bagian mempertahankan ekonomi, sehingga tetap harus dibuka demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Diakui, Tanah Laut memiliki lebih dari 30 obyek wisata alam, pantai, religi hingga buatan yang tersebar di kabupaten tersebut, sehingga direncanakan membangun obyek wisata malam, agar jumlah tamu menginap bertambah. “Sejumlah obyek wisata pun memiliki keunikan tersendiri, sehingga memancing wisatawan untuk melihat obyek lainnya,” tambah Sukamta.
Misalnya, obyek wisata pantai yang diperuntukan bagi umum atau tempat bermain, seperti halnya Pantai Takisung, Pantai Batakan khusus untuk keluarga bersantai dan Pantai Batakan Baru untuk kalangan milenial. “Jadi disediakan tempat-tempat atau spot foto,” ujarnya.
Sedangkan untuk melindungi masyarakat dari paparan Covid-19, Sukamta telah mengintruksikan kepada pedagang dan masyarakat setempat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, bahkan menyiapkan sarana dan prasarana pendukungnya.
“Kalau pengunjung, kita tidak bisa menekan untuk menerapkan protokol kesehatan, hanya menghimbau saja, karena yang datang umumnya keluarga,” ungkap Sukamta.
Sukamta mengatakan, pihaknya melakukan tracking, tracing dan treatment secara massif dilakukan, dimana hingga akhir Juni lalu, kasus aktif hanya 65 orang dari 3.897 kasus di Kalsel.
“Ini masih bisa dikendalikan, karena hanya ada tambahan empat kasus dan 16 kasus sembuh,” kata Sukamta.
Secara keseluruhan, tingkat kesembuhan mencapai 90 persen, angka kematian 2,6 persen dan kasus aktif 1,6 persen.
Sedangkan dari pemetaan, 65 kasus tersebut tersebar di 15 desa dan 5 kelurahan. Yang terbesar justru di Kota Pelaihari mencapai 70 persen atau 5 kelurahan, selebihnya tersebar di 15 desa. Jadi 115 desa tidak ada kasus dan aman dari penyebaran Covid-19.
“Jadi jangan pukul rata dalam menumbuhkan ekonomi rakyat, karena Tanah Laut mampu mengendalikannya,” kata Sukamta. (marliyana)