Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Belum Ada Indikator Turunkan Tekan Level PPKM

×

Belum Ada Indikator Turunkan Tekan Level PPKM

Sebarkan artikel ini
Hal 10 25 KLm PPKM
DAMPAK PPKM- Inilah dampak PPKM yang mobilitas penduduk di Kota Banjarmasin disaat PPKM Level IV di Banjarmasin.

Banjarmasin, KP – Pemerintah Pusat kembali memutuskan Kota Banjarmasin harus tetap melanjutkan melaksanakan PPKM Level 4 dari 24 Agustus hingga 6 September. Keputusan tersebut membuat Tim Pakar Covid-19 angkat bicara.

Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin membeberkan, kondisi tersebut memperlihatkan tidak adanya kemajuan selama empat pekan penerapan PPKM Level IV.

Baca Koran

“Artinya setelah sebulan Banjarmasin menjalani treatment selama PPKM Level 4, tidak ada perkembangan signifikan untuk turun ke Level 3 atau di bawahnya,” ungkapnya saat dihubungi awak media melalui pesan singkat, Senin (23/08) sore.

Ia membeberkan, dalam sebulan terakhir sejak 26 Juli 2021 hingga 21 Agustus, asesmen Kementerian Kesehatan RI masih menempatkan Banjarmasin pada situasi Covid-19 Level 4.

Asesmen pada level ini untuk Banjarmasin tidak berubah sejak 9 Juli atau sudah 44 hari situasi Banjarmasin berada di Level 4.

“Artinya sepanjang 44 hari tersebut insiden kasus Covid-19 di Banjarmasin sangat tinggi yang diperoleh melalui transmisi lokal dan risiko masyarakat untuk terinfeksi juga besar. Sementara kapasitas respon sistem kesehatan di Banjarmasin masih sangat terbatas,” tekannya.

Kendati demikian, ia mengakui, bahwa jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19;di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini memang terjadi penurunan.

Dimana jumlah insiden dalam sepekan terakhir pada 25 Juli sebanyak 156 kasus konfirmasi per 100 ribu penduduk sedangkan pada 21 Agustus sudah turun menjadi 89 kasus per 100 ribu penduduk.

Namun penurunan tersebut, menurutnya erat kaitanya dengan penurunan testing dari 3.194 orang dalam sepekan pada 25 Juli menjadi 2.658 orang saja pada 21 Agustus.

“Meskipun terjadi penurunan kasus konfirmasi, insiden kematian di Banjarmasin justru mengalami peningkatan secara dramatis. Pada 25 Juli dalam sepekan insiden kematian masih nol, maka pada 21 Agustus insiden kematian mencapai 13 kasus per 100 ribu penduduk,” bebernya.

Baca Juga :  Ahdiat Mundur, Walikota Yamin Sebut Jadi Tantangan Bagi Pemko dan PAM Bandarmasih

Secara absolut, Muttaqin menilai jumlah kasus kematian dalam dua pekan pada 12-25 Juli sebanyak 3 kasus. Kemudian melonjak dalam dua pekan pertama PPKM Level 4 (26 Juli – 8 Agustus) menjadi 94 kasus.

Dalam dua pekan terakhir (9-21 Agustus) jumlah kasus kematian kembali melonjak menjadi 106 kasus.

Perkembangan tersebut menggambarkan situasi pandemi Covid-19 di Banjarmasin sangat buruk. Turunnya testing dan belum terangkat tracing hanya akan memicu penurunan semu. “Apalagi testing tersebut sangat bergantung pada keinginan masyarakat untuk memeriksakan diri bukan didorong hasil pelacakan,” imbuhnya.

Masyarakat marginal yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh juga harus diperhatikan baik dari sisi upaya tracing maupun penanganan dampak sosial ekonominya.

Sebab, potensi mereka terpapar lebih besar mengingat mereka relatif sulit untuk melakukan jaga jarak, secara finansial berat membeli masker baru, dari sisi penghasilan cenderung harian sehingga jika tidak turun kerja maka mereka tidak dapat uang.

Karena itu, testing dan tracing tersebut sangat penting untuk memutus penularan Covid-19 dan memitigasi risiko kesakitan dan kematian di kalangan masyarakat menengah ke bawah.

“Harus ada pendekatan khusus untuk mereka. Tidak hanya dari sisi edukasi kesehatan, jika memungkinkan mereka diberikan insentif finansial bagi yang mau menjalani tracing dan testing. Mereka juga perlu diberikan masker gratis secara rutin,” sarannya.

Selain itu, permasalahan lain yang sangat krusial sehingga PPKM Level 4 tidak efektif pengimplementasiannya di Banjarmasin adalah mobilitas penduduk tetap tinggi.

Pasalnya, ia melihat jalan-jalan dan tempat-tempat umum masih tampak keramaian, perkantoran pemerintah dan swasta belum betul-betul melaksanakan aturan WFO dan WFH sesuai aturan.

“Intinya nyaris tidak ada perbedaan suasana pergerakan penduduk sebelum dan saat pelaksanaan PPKM Level 4 di Banjarmasin,” tandasnya. (Zak/K-3)

Iklan
Iklan