Palangka Raya, KP – Tuai pro dan kontra, persetujuan DPRD Kalteng atas Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Kotawarin, bagi Fraksi PDI-Perjuangan Kalteng harus disikapi dengan hati-hati agar tidak jadi benturan.
Karena itu, sebenarnya pihaknya mengusulkan nama provinsi baru itu dengan wilayah Kalteng Barat, bukan Kotawaringin yang terkesan memisahkan diri dari Kalteng. ‘”Dengan begitu kita tetap utuh, jangan sejengkal apapun yg hilang”, ujar Lohing Simon, kepada sejumlah media, Jum’at (6/8).
Diakui, ia ikut terlibat membahas pemekaran, mewakili fraksi PDI-Perjuangan, kala itu ia menjelaskan, kita harus tau sejarah Kalteng ada dari hasil perjuangan, bukan hadiah.
Dalam perjuangan itu ada pertumpahan darah, dan perjuangan politik agar cepat berdirinya Kalteng bersatu yang identik dengan wilayah Dayak. Dua kelompok Dayak ini merintis provinsi Kalteng, pertama bagian pemikir dan pahlawan nasional Tjilik Riwut.
Kemudian pasukan bersenjata bagian pemukul terdiri tiga kelompok utama, wilayah Timur dan Tengah pimpinan Chritian Simbar. Dalam perjuangan itu, batas wilayah Kalteng identik Dayak mulai wilayah Lamandau sampai Bartim, dan Murung Raya
Wilayah ini menurut wakil rakyat dari Dapil I, dimana orang Dayak sampai disitu batasnya. Hingga tahun 2020 ada keingin pemekaran, untuk percepatan pembangunan. Dengan dua mesin, Kalteng barat dan Kalteng Tengah-Timur bisa lebih maju lagi.
Tapi kini usulan itu ditingkat pusat masih moraturium, meski ada usul itu tetap namanya tetap Kalteng, kalau nama ibukotanya bisa Kotawarimgin. Dengan demikian, diharapkan jangan ada keresahan, warga harus tau, dan jelas, latar belakang dan tujuannya. (drt/k-10)