Banjarmasin, KP – Sebaran kasus corona yang tak jua melandai mulai memicu kepanikan beberapa kalangan, terutama dalam membeli produk obat, minuman maupun vitamin yang dianggap bisa meningkatkan kekebalan tubuh mereka dari infeksi virus Corona.
Salah satu yang ramai diborong belakangan ini adalah Susu Beruang. Susu Bear Brand produksi Nestle tersebut, beberapa pekan terakhir seakan menjadi barang langka yang mahal akibat panic buying yang dilakukan masyarakat.
Warga di Indonesia bergerilya memburu susu steril asal Swiss itu, lantaran diklaim dapat membantu melawan Covid-19. Di Banjarmasin, Nazril misalnya, yang mengaku rela masuk keluar kios atau pasar demi mendapatkan susu dalam kemasan kaleng tersebut.
“Sekarang susah carinya, kalaupun ada harganya melonjak sekali. Kemarin saya beli Rp 17 ribu per kaleng. Bahkan, teman saya pernah beli seharga Rp 22 ribu,” ujarnya kepada Kalimantan Post, Minggu (17/8/2021).
Karyawan di salah satu perusahaan swasta ini menuturkan, susu beruang yang dibelinya, selain untuk dikonsumsi sendiri, sebagian lagi dibagikan untuk rekan-rekannya di kantor.
“Kemarin sempat beli, dapatnya satu karton aja, isinya 30 kaleng. Tapi, itu dibagi-bagi buat karyawan yang tugas di lapangan, biasa masing-masing diberi sekaleng tiap hari. Saya di rumah sekeluarga juga konsumsi buat menjaga kesehatan,” tambahnya.
Namun, lanjutnya, beberapa hari belakangan stoknya banyak kosong di sejumlah pedagang, hingga susah dicari. Walau merasa berat, Nazril mengaku tetap akan membeli lantaran merasa perlu.
“Ya mau gimana lagi? Meski mahal, tetap dibeli. Tapi seadanya aja dulu. Mudah-mudahan harganya cepat normal lagi,” harapnya.
Hal serupa diungkapkan Suhaimi, pemilik toko kontongan yang berada di kawasan Sultan Adam, Banjarmasin. Dirinya mengakui, sebelumnya harga susu beruang itu dijualnya dikisaran Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per kaleng.
“Sekarang ini harganya naik sekali sampai dua kali lipat. Saya jual Rp 17 ribu per kaleng. Tapi, kosong juga barangnya. Kata sales yang biasa ke sini, distribusi susu tersebut normal saja dari produsennya. Tapi, setiap datang, langsung habis diborong orang, jadi mereka tidak bisa menjual ke toko-toko lagi,” jelasnya.
Menurutnya, sebelum terjadi aksi panik beli seperti sekarang, ia membeli sekarton susu beruang cuma Rp 260 ribu sampai Rp 270 ribu, isinya 30 kaleng. Namun, saat ini harganya melonjak hingga menyentuh Rp 470 ribu per karton.
Setali tiga uang, lanjut Suhaimi, dengan yang ditawarkan oleh sejumlah lapak di platform e-commerce, harganya juga selangit. “Sama saja, naik semua, mahal harganya,” tandasnya.
Lantas, bagaimana sebenarnya khasiat mengonsumsi susu beruang? Benarkah bisa menyembuhkan atau menangkal Covid-19?
Menukil CNBC Indonesia, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban, membantah susu beruang bisa menyembuhkan Covid-19. Kandungan dalam susu disebut tidak bisa membunuh virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dalam tubuh.
“Susu beruang untuk mengobati covid-19? Ya tentu saja tidak bisa, susu beruang tak bisa mematikan virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19,” ujar Zubairi.
Zubairi juga menjelaskan, apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini untuk terlindung dari pandemi tidak hanya konsumsi susu. Dibutuhkan konsumsi sayuran, buah, karbohidrat, vitamin, serta mineral yang didapatkan dengan makan makanan beragam.
“Sebenarnya, mau minum susu beruang atau susu bubuk lainnya itu silahkan saja. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk, kecuali susu kental manis yang proteinnya rendah,” jelasnya.
“Tapi untuk mendapatkan nutrisi yang baik itu harus makan mengandung sayur, buah, karbohidrat, vitamin, dan mineral, jadi enggak cuman susu,” katanya lagi. (opq/K-1)