Banjarmasin, KP – Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengakui bahwa pelanggaran protokol kesehatan (prokes) di kota yang dipimpinnya saat ini masih banyak ditemukan.
Bukan tanpa alasan, hal tersebut diungkapkannya lantaran melihat banyaknya warga yang terjaring operasi yustisi dalam penyekatan di batas Kota Banjarmasin, tepatnya di posko KM 6 tadi malam.
Alhasil, warga yang kedapatan tak memakai masker tersebut harus menjalani pemeriksaan rapid test antigen gara-gara dianggap melanggar prokes.
“Tadi masih banyak yang tidak memakai masker, sehingga harus kita edukasi da kita ambil sampelnya untuk diperiksa dengan rapid test antigen,” ungkapnya belum lama tadi.
Kemudian, ia meminta agar seluruh warga banjarmasin untuk selalu menjaga prokes di setiap aktivitasnya.
“Karena pemeriksaan ini kita lakukan tak menentu waktunya,” ungkapnya.
Dengan dilakukannya pemeriksaan rapid test antigen tersebut, menurutnya juga merupakan upaya pihaknya dalam meningkatkan tingkat tracer yang dilakukan oleh Satgas.
“Waktu pemeriksaan ini bisa saja kita lakukan secara acak kapan dan dimana saja seiring dengan perpanjangan waktu penerapan PPKM Level IV di Banjarmasin,” imbuhnya.
Karena itu Ibnu meminta masyarakat agar bisa bekerjasama untuk membantu peningkatan 3T (Tracking, Testing dan Treatment) dengan disiplin menjalankan prinsip 5M (memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan, menjaga imun tubuh dan mengurangi mobilitas).
“Jadi penyekatan yang kita lakukan ini memang bertujuan untuk mengurangi mobilitas warga, karena dari penelitian penurunan mobilitas sangat berpengaruh dalam mengurangi angka penularan,” jelasnya.
Kendati demikian, ia mengaku sengaja melakukan pelonggaran khususnya sektor ekonomi lantaran adanya indikator penentuan level PPKM bagi suatu daerah.
“Meski status kita masih di Level IV, tapi tidak semua indikator di kota kita masuk di Level IV. Untuk kasus harian kota berada di Level III, BOR di Level II tapi kasus mingguan kita masih di Level IV. Makanya kita adakan sedikit kebijakan relaksasi pelonggaran di sektor ekonomi,” paparnya.
Namun ia berharap dengan kerja keras yang dilakukan pihaknya selama menjalani status PPKM Level IV hingga tanggal 6 September mendatang bisa membuahkan hasil untuk menurunkan level.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini berdampak pada penurunan angka di seluruh indikator untuk menurunkan level PPKM. Karena seluruh indikator berada di bawah level IV untuk bisa menurunkan status level PPKM di tempat kita,” pungkasnya. (Zak/KPO-1)