Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Space Iklan

Space Iklan
Banjarmasin

Pengamen Jalanan, Potret Nyata Mural di Perempatan S Parman

×

Pengamen Jalanan, Potret Nyata Mural di Perempatan S Parman

Sebarkan artikel ini
IMG 20210830 WA0045 scaled
Space Iklan

Banjarmasin, KP – Mural sindiran kembali muncul di Kota Banjarmasin. Setelah mural ‘Busung Lapar’ yang dilukis di tembok pagar beton eks-Pelabuhan Martapura Lama, Jalan RE Martadinata, Banjarmasin Tengah kini mural yang menuliskan kalimat sindiran terhadap pemerintah juga muncul di pagar beton perempatan Jalan S Parman.

GBK

Di tembok beton tersebut terlukis mural dengan tulisan “DIJERAT OLEH PERATURAN,TERSIKSA OLEH KEADAAN” dengan warna hitam berkelir kuning dan berlatar putih.

Tepat di depan mural tersebut, terlihat seorang pengamen muda yang asyik menyanyi dengan suara merdunya yang mengharapkan sedikit rezeki dari para pengguna jalan.

Sambil menenteng kotak kardus di tangan kiri dan mikrofon yang digenggam di tangan kanannya, pemuda bernama Ansari Rahman itu berkeliling mendatangi pengendara motor ketika tiba waktunya lampu merah.

Saat dibincangi, Ansari mengaku terpaksa menjadi pengamen di perempatan tersebut untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Bukan tanpa alasan, pemuda berusia 20 tahun itu harus menghidupi kedua orangtuanya yang sudah tua renta dan empat anggota keluarganya yang lain.

“Kasian orangtua sudah tua, jadi kami sekeluarga sepakat untuk bekerja mencari nafkah supaya beliau bisa fokus beribadah dan istirahat di rumah saja,” ucap anak ketujuh dari delapan bersaudara itu, Senin (30/08) pagi.

Ansari mengaku sering kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP Kota Banjarmasin yang setiap hari berpatroli untuk menertibkan para pengamen yang sering mangkal di perempatan jalan.

“Memang mengamen ini bukan menjadi pekerjaan utama, saya melakukan ini hanya untuk mencari tambahan penghasilan supaya bisa membantu keuangan keluarga,” ujar pemuda kelahiran tahun 2001 itu.

Benar saja, selama pandemi Covid-19 ini melanda Kota Banjarmasin, kondisi keuangan keluarga Ansari sangat terdampak, alhasil ia harus turun kejalan dengan menjual salah satu kelebihan yang dimilikinya di bidang tarik suara.

Baca Juga :  Banjarmasin Belum Terima Laporan Pelanggaran Paslon

Nasib yang dialami Ansari tersebut seakan menjadi potret nyata dari kalimat mural yang tertulis di lokasi dirinya mengamen. Pasalnya ia harus pintar-pintar mencari waktu ngamen supaya tidak berbarengan dengan jadwal patroli aparat penegak Perda tersebut.

“Menurut saya, mural yang ada ini memang benar-benar terjadi. Tidak hanya saya, masih banyak orang lain yang juga senasib seperti saya. Jadi setidaknya itu bisa menjadi kritikan terhadap pemerintah,” ungkapnya.

Saat ditanya kapan mural tersebut dilukis, Ansari menyebut bahwa lukisan di tembok pagar beton tersebut baru saja ada. Pasalnya, cat lukisan mural tersebut masih basah yang artinya pembuatan mural belum lama selesai.

“Sepertinya tadi malam dilukisnya, soalnya kemarin saya ngamen disini belum ada,” imbuhnya.

Karena itu, ia berharap penanganan pandemi yang dijalankan pemerintah khususnya di Kota Banjarmasin bisa berjalan dengan benar, agar kondisi perekonomian warga bisa kembali seperti sebelum adanya pandemi.

“Semoga pandemi ini cepat berlalu,” pungkasnya.(Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan