Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Problematika Guru dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh

×

Problematika Guru dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh

Sebarkan artikel ini

Oleh : Zainal Hakim, S.Pd
Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Banjarmasin

Merebaknya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia menyebabkan dampak yang besar, baik dari segi perekonomian, industri, maupun pendidikan. Wabah Covid-19 penularannya sangat cepat menyebar ke berbagai negara di dunia. World Health Organization (WHO), menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi dunia saat ini. Virus corona yang setiap hari semakin menyebar menjadikan pemerintah untuk memutuskan beberapa peraturan dan kebijakan baru kepada masyarakat. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain, yakni gerakan social distancing, gerakan bekerja dan beribadah di rumah, online learning (pembelajaran online), serta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang baru-baru ini sedang digalakkan. Salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19 adalah sektor pendidikan yang menyebabkan begitu banyak aktivitas fisik bersifat rutin, seperti pertemuan tatap muka di kelas, proses bimbingan akademik, pertemuan formal dalam forum seminar dan lain sebagainya menjadi terganggu. Namun demikian, berbagai aktivitas rutin ini terhambat karena untuk meminimalisir penyebaran Covid-19, pemerintah telah menerapkan kebijakan physical distancing. Melihat berbagai fakta tersebut, maka penerapan metode online learning (elearning) menjadi suatu pilihan bagi dunia Pendidikan selama masa pembatasan kegiatan masyarakat. Berbagai institusi pendidikan saat ini mulai memanfaatkan teknologi dan menerapkan sistem pembelajaran online untuk menunjang aktivitas pembelajaran.

Baca Koran

Kementerian Pendidikan Indonesia mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan menggantinya dengan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sistem daring bagi daerah yang ada di zona merah dan orange dan daerah dalam katagore PPKM level 4. Muncul berbagai permasalahan serta kesulitan dalam penerapan pembelajaran sistem daring ini. Permasalahan tersebut antara lain, penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet, biaya, dan lain sebagainya.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring yang dilaksanakan pada Maret 2020, mengacu pada surat edaran Kemendikbud Nomor 40 tahun 2020, tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19), proses pembelajaran dilakukan dari rumah secara daring pada satuan pendidikan dengan menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media yang mendukung secara konsepsi memiliki tujuan yang baik.

Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan guru lewat media online seperti Whatsapp, Google Meet, Google Form dan jenis lainnya. Namun demikian sistem ini perlu desain dan teknik pembelajaran yang khusus agar dapat diterapkan. Evaluasi kebijakan perlu dilakukan untuk mengevaluasi sistem pembelajaran jarak jauh yang selama ini dilaksanakan di sekolah pada semua jenjang pendidikan.

Baca Juga :  Ekologi Emosional, Ketika Merawat Bumi Sama dengan Merawat Diri Sendiri

Pengamatan yang selama ini penulis lakukan mengungkapkan bahwa pembelajaran jarak jauh dinilai belum efektif dan maksimal apabila diterapkan pada sekolah yang infrastrukturnya belum memadai. Hal ini dikarenakan pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi memerlukan pendekatan yang berbeda dalam hal perencanaan, pelaksana dan evaluasinya. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, peserta didik membutuhkan perhatian khusus, terutama sarana prasarana yang digunakan, jaringan internet yang memadai dan motivasi diri agar dapat mengikuti proses pembelajaran yang bersifat mandiri.

Penguasaan teknologi yang masih rendah tidak sedikit dialami oleh guru maupun siswa. Tidak semua guru dan siswa terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri. Terdapat guru dan siswa yang tidak memiliki perangkat sebagai penunjang kegiatan belajar sistem daring, seperti laptop dan gadget. Meskipun mereka memiliki terkadang laptop maupun gadget yang mereka miliki kurang memadai untuk kegiatan pembelajaran. Permasalahan yang muncul tidak hanya berasal dari siswa, namun juga dari guru, orang tua, maupun pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Misalnya materi pelajaran yang belum tuntas disampaikan kepada siswa kemudian guru mengganti dengan tugas yang lainnya. Siswa mengeluhkan karena banyaknya tugas yang diterima selama penerapan pembelajaran dari rumah. Masalah lainnya yaitu akses informasi yang kadang terbatas dan terkendala oleh sinyal menyebabkan keterlambatan dalam mengakses informasi. Pada penerapan pembelajaran online saat ini, masih banyak siswa yang kesulitan akses internet, hal tersebut menjadi penghambat siswa dalam mengikuti pembelajaran maupun mengumpulkan tugas.

Di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan sektor perekonomian yang carut marut juga berdampak pada proses pembelajaran, banyak diantara orang tua maupun guru yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet atau kuota. Guru juga mengalami kesulitan dalam mengoreksi dan memeriksa setiap tugas yang diberikan kepada siswa, juga menyebabkan kapasitas ruang penyimpanan ponsel semakin terbatas. Penerapan pembelajaran sistem daring juga membuat pendidik berpikir kembali, terhadap model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Ketidaksiapan stakeholder sekolah dalam melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama masalah dan hambatan tersebut. Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik terkait efektivitasnya.

Permasalahan pembelajaran jarak jauh diantaranya adalah belum meratanya akses jaringan internet, gawai yang belum memadai, mahalnya biaya kuota, belum meratanya penguasaan iptek di kalangan pendidik atau guru, belum siapnya pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran jarak jauh dan kesulitan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya melakukan kegiatan belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama proses pembelajaran jarak jauh.

Baca Juga :  Perlawanan Membebaskan Palestina

Beberapa solusi yang telah diberikan pemerintah adalah terdapat beberapa peraturan yang telah dengan jelas mengatur dan memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran jarak jauh dilaksanakan seperti Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Masa Darurat Penyebaran Covid-19, Fleksibilitas penggunaan dana BOS untuk mensubsidi kuota guru dan siswa merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam mengatasi mahalnya biaya kuota dalam rangka pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas guru, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan kerja sama dengan provider untuk melakukan pelatihan penggunaan iptek dalam rangka pembelajaran jarak jauh, meskipun dengan kuota terbatas, namun hal tersebut merupakan salah satu langkah yang perlu dalam upaya peningkatan kapasitas guru.

Peran kepala sekolah dalam mendorong para pendidik dan tenaga kependidikan untuk melek iptek di masa pendemi ini merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh ini. Dengan adanya kebijakan pemberian pelatihan melalui webinar ataupun workshop tentang proses belajar mengajar bagi para pendidik dan tenaga kependidikan dapat meningkatkan kualitas lembaga pendidikan tersebut dalam memberikan layanan bagi peserta didik.

Kerja sama yang dilakukan antara pihak sekolah dengan pihak provider untuk peningkatan layanan internet di sekolah merupakan salah satu upaya pemecahan masalah tentang keterbatasanya sarana dan prasarana penunjang ilmu pengetahuan dan teknologi di sekolah untuk peningkatan mutu. Bantuan Pemerintah melalui kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam menjalin kerja sama dengan provider dalam proses pelayanan pemberian bantuan/subsidi kuota menjadi bantuan yang dapat meringankan beban guru, orang tua dan siswa itu sendiri.

Dalam hal pendampingan orang tua selama pembelajaran jarak jauh, memang diperlukan komitmen dari orang tua agar bersedia meluangkan waktu untuk mendampingi anak didik ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Melakukan pengawasan dengan meminta jadwal proses pembelajaran kepada anak, turut melakukan proses pengecekan tugas yang dikerjakan. Meluangkan waktu bagi orang tua siswa/peserta didik adalah merupakan kunci dalam pendampingan orang tua terhadap anak didik selama proses pembelajaran jarak jauh.

Iklan
Iklan