Iklan
Iklan
Iklan
OPINI PUBLIK

Stop Perdebatkan Covid-19, Lebih Baik Fokus Prokes

×

Stop Perdebatkan Covid-19, Lebih Baik Fokus Prokes

Sebarkan artikel ini

Oleh : Yudi Abdullah
Pemerhati Masalah Sosial

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) hampir dua tahun melanda dunia dan Indonesia, namun masih ada sebagian kecil masyarakat menyangsikan keberadaan virus yang telah menyebabkan banyak orang meninggal dunia itu

Android

Perdebatan masyarakat melalui obrolan di warung kopi atau bahkan di perkantoran mengenai ada tidaknya virus corona yang saat ini berkembang dengan varian barunya itu, terus terjadi di tengah melonjaknya kasus positif dan angka kematian akibat Covid-19, sejak Juni 2021.

Masih adanya perdebatan mengenai Covid-19 mendorong penyintas atau orang yang pernah terinfeksi virus itu bersuara, berbagi pengalaman menjalani kehidupan dengan terinfeksi virus tersebut.

Seorang pegiat lingkungan di Sumatera Selatan yang juga penyintas COVID-19, Anwar Sadat, mengajak semua lapisan masyarakat menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam menjalani kehidupan sosial dan melakukan aktivitas rutin di tempat ramai.

“Sekarang ini stop memperdebatkan Covid-19, penyakit yang diakibatkan virus tersebut secara pribadi saya merasakan ada dan cukup menyiksa. Kunci mencegah terinfeksi virus corona dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti selalu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak serta mengikuti program vaksinasi,” ujar Anwar yang mantan Direktur Walhi Sumsel itu, yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya, sejak 11 Juli 2021.

Pentingnya menjaga kesehatan dan menjalankan prokes secara ketat disarankan kepada semua lapisan masyarakat, karena pengalaman pribadinya sering longgar dalam menerapkan prokes.

Protokol kesehatan selalu diterapkan terutama ketika melakukan pertemuan dengan pengurus lembaga dan ormas yang dipimpin, namun pada kondisi tertentu sering melonggarkan prokes ketika acara resmi ditutup dan dilanjutkan dengan bincang-bincang santai.

“Dengan merasakan sendiri dampak melonggarkan prokes terpapar Covid-19, saya mengajak kawan-kawan aktivis, pengurus ormas, dan siapapun yang biasa kontak dengan orang banyak untuk menerapkan prokes secara ketat jika tidak ingin merasakan sakit akibat serangan virus tersebut,” ujar Ketua Lazis NU Sumsel itu.

Baca Juga:  Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) penyempurna penjajahan ASEAN

Jika terinfeksi Covid-19 usahakan jangan panik, jangan sampai menjangkiti keluarga lainnya, terutama bayi dan lansia serta terhadap mereka yang mempunyai penyakit komorbid/kronis.

Selain itu, jika gejalanya ringan cukup menjalani isolasi mandiri di rumah, mengonsumsi obat dan vitamin, serta berolahraga dan berjemur di bawah Matahari pagi hari.

Penyebaran Covid-19 di Kota Palembang dan daerah Sumsel lainnya telah menyasar siapa saja, mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat dan kepala daerah.

Kepala daerah yang diketahui pernah terinfeksi atau menjadi penyintas Covid-19, seperti dirinya, antara lain Bupati Pali Heri Amalindo dan Wali Kota Lubuklinggau S.N. Prana Putra Sohe.

Bahkan, baru-baru ini diungkap Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri S. ada 250 personelnya terinfeksi Covid-19 sedang menjalani isolasi mandiri, berjuang menyembuhkan diri dari serangan virus tersebut.

“Melihat fakta Covid-19 telah menyerang semua lapisan masyarakat dan kasusnya sejak Juni 2021 melonjak, perlu diwaspadai dengan menerapkan prokes secara ketat, sedangkan jika ada tawaran mengikuti vaksinasi langsung dimanfaatkan pada kesempatan pertama,” kata Anwar Sadat, seorang aktivis kemanusiaan dan lingkungan hidup itu.

Prokes

Menghadapi pandemi Covid-19 dan lonjakan jumlah masyarakat terinfeksi virus tersebut, Dinas Kesehatan Sumatera Selatan meminta warga meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menerapkan prokes secara ketat.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini mengatakan untuk meningkatkan PHBS dan prokes, diturunkan petugas ke kawasan permukiman penduduk guna mengedukasi masyarakat mengenai kedua hal tersebut.

Masyarakat yang tersebar di 17 kabupaten dan kota di provinsi ini harus memperhatikan indikator PHBS, seperti mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun, mengonsumsi sayur dan buah-buahan, serta melakukan olahraga.

Guna mencegah penyakit yang biasa muncul pada musim hujan ini dan penyebaran Covid-19, masyarakat diimbau selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum menyentuh makanan, menggunakan air bersih untuk minum dan memasak makanan, serta menerapkan prokes secara ketat seperti selalu menggunakan masker ketika melakukan aktivitas di luar rumah/ruangan terbuka dan menjaga jarak fisik.

Baca Juga:  Kerusakan Lingkungan dan Dampak Negatif bagi Masyarakat Akibat Pertambangan

Dia menjelaskan PHBS salah satu pilar utama dalam gerakan Indonesia Sehat serta bagian dari strategi mengurangi beban negara dan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan.

PHBS suatu rekayasa sosial untuk menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan guna meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.

Tujuan utama gerakan PHBS meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu-individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat.

Meskipun masyarakat telah mendapat vaksin Covid-19, prokes wajib dijalankan secara ketat untuk memutus mata rantai penularan virus corona jenis baru itu.

Melalui upaya tersebut diharapkan masyarakat bisa terhindar dari segala penyakit, termasuk serangan Covid-19. 

Kasus kematian karena Covid-19 di Sumatera Selatan masih cukup tinggi. Berdasarkan data, dalam beberapa hari terakhir berkisar 30-70 orang meninggal dunia per hari. Data yang dihimpun dari fasilitas kesehatan dan Gugus Tugas Covid-19 di 17 kabupaten/kota pada Kamis (29/7), ada penambahan 1.278 kasus positif dan terdapat 70 kasus orang meninggal.

Berdasarkan data tersebut, kasus kematian di Sumsel terbanyak nomor enam setelah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Lampung.

Melihat masih tingginya angka kematian akibat Covid-19 dan penambahan kasus positif harian signifikan, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan dengan disiplin menerapkan prokes.

Dia menjelaskan sekarang ini tercatat sembilan di antara 17 kabupaten dan kota di provinsi ini berada di zona merah atau berisiko tinggi penularan COVID-19. Daerah itu, yakni Kota Palembang, Prabumulih, Kota Lubuklinggau, Kabupaten Ogan Ilir, Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Musirawas, dan Ogan Komering Ulu Selatan.

Masyarakat yang terinfeksi Covid-19 dari kabupaten/kota yang masuk zona merah itu dan daerah lainnya secara keseluruhan mencapai 45 ribu orang lebih.

Baca Juga:  Hati yang Gelisah

Dalam menekan angka kasus positif dan kematian akibat virus itu, pihaknya terus berupaya menjalankan program vaksinasi untuk membentuk kekebalan kelompok dan mengingatkan masyarakat agar tidak abai prokes.

Iklan
Iklan