Banjarmasin, KP – Paham radikal atau radikalisme yang menjadi momok di masyarakat memang wajib ditangkal sedini mungkin. Termasuk di usia mahasiswa.
Karenanya, Direktorat Intelijen dan Keamanan (Dit Intelkam) Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), melaksanakan Seminar Pencegahan Penyebaran Paham Radikal yang Mengarah pada Terorisme di Lingkup Kampus.
Kegiatan tersebut berlangsung di General Building ULM Banjarmasin, Sabtu (28/08) pagi.
Kepala Subdit Keamanan Negara Dit Intelkam Polda Kalsel Kompol Paryoto, yang langsung menghadiri acara tersebut menilai, pentingnya pencegahan paham radikal, apalagi yang mengarah pada terorisme, terlebih di lingkungan kampus.
Pasalnya, pada usia mahasiswa yang mencari jati diri, menjadi salah satu sasaran yang dapat dimanfaatkan pihak tertentu dalam penyebaran paham radikal.
Sehingga, sangat rawan dimasuki oleh paham yang sangat membahayakan bagi pola pikir tersebut.
“Di lingkungan kampus memang menjadi salah satu sasaran mereka yang ingin menyebarkan paham radikal, untuk itu kita lakukan ini. Selain itu, juga kita laksanakan di lingkungan masyarakat termasuk tempat ibadah,” ungkap Kompol Paryoto.
Ia berharap, masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya dapat menjauhi radikalisme yang bisa berujung terhadap tindakan kekerasan hingga ekstrem termasuk terorisme.
Salah satunya dengan ambil bagian lewat cara memberikan laporan ke aparat terdekat, jika mendengar adanya hal mencurigakan.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ULM, Muhammad Fauzi, mengaku pihaknya sangat menyambut baik upaya pencegahan ini, walau di kampusnya belum ada indikasi adanya paham yang mengarah pada terorisme.
“Mencegah lebih baik tentunya. Ini juga nanti mereka yang hadir dapat menyebar dan menularkan pada yang lain. Kita juga setiap tahun selalu memberikan materi terkait ini pada saat pengenalan lingkungan kampus bagi mahasiswa baru,” ucapnya di sela kegiatan.
Disamping itu, Salah seorang peserta dari Fakultas Kedokteran Arini Karima, merasa bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini, karena diisi narasumber berkompeten, hingga dapat mengetahui ciri-ciri paham radikal guna dilakukan pencegahan.
“Harapannya semua mahasiswa dapat memperkuat benteng dirinya, serta mampu mencegah penyebaran paham radikal yang mengarah pada terorisme,” ungkap gadis berusia 20 tahun itu.
Kegiatan yang menerapkan protokol kesehatan ketat ini dapat terkendali dengan baik, dengan mematuhi protokol kesehatan, hingga pembatasan peserta dengan kapasitas gedung 500 orang.
Kegiatan ini diikuti 60 peserta dari perwakilan mahasiswa, baik dari kalangan aktivis, badan eksekutif mahasiswa, unit kegiatan mahasiswa dari berbagai fakultas, dan lainnya. (Zak/KPO-1)