Martapura, KP – Bupati H Saidi Mansyur mengatakan, menyikapi persoalan stunting di Kabupaten Banjar, pihaknya sudah melakukan identifikasi yang menjadi perhatian serius Pemkab sendiri.
”Di antaranya kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap stunting. Begitu pula pernikahan dini yang masih tinggi sebagai salah satu penyebab terjadinya stunting tersebut,” kata Saidi.
Pihaknya pun terus berupaya melakukan penurunan angka stunting dan menekan angka pernikahan dini, yakni dengan menggandeng Pengadilan Agama dengan melakukan MoU bersama Dinas Dukcapil.
Diakuinya, angka stunting di Kabupaten Banjar sendiri relatif cukup besar dan menjadi perhatian serius. Stunting ini masuk program kesehatan ibu dan anak yang menjadi salah satu prioritas pembangunan.
”Masuk dalam target perencanaan pembangunan jangka menengah daerah,” tandasnya.
Menurutnya, kedatangan Pj Gubernur Kalsel beberapa waktu lalu yang menyampaikan angka stunting di Kabupaten Banjar besar, hal ini disadari tentu jadi ancaman bagi sumber daya manusia setempat.
”Kami sadar, stunting ini bukan hanya kerdil, tapi juga mengganggu perkembangan otak dan akan sangat mempengaruhi kemampuan, prestasi di sekolah serta beraktivitas di usia produktif,” katanya.
Pemkab Banjar sendiri baru-baru ini menggelar Rembuk Stunting secara luring dan daring. Dihadiri Kadis Kesehatan Kalsel dr HM Muslim dan Kadis Kesehatan Banjar dr Diauddin. Rembuk Stunting dilaksanakan bersama-sama stakeholder terkait untuk melakukan konfirmasi, sinkronisasi dan sinergitas hasil analisis situasi.
Dan penyusunan rancangan kegiatan dari perangkat daerah sebagai penanggung jawab layanan di Tingkat Kabupaten bersama pihak Kecamatan, Puskesmas dan Kelurahan dalam upaya penurunan stunting. (Wan/K-3)