Banjarmasin, KP – Gedung Isolasi Terpusat (Isoter) Baiman, ahirnya dilengkapi dengan alat berupa oksigen konsentrator yang diletakkan di gedung milik Kementerian Sosial RI, itu.
Dari total 20 unit oksigen konsentrator, isoter kebagian lima unit. Sedangkan sisanya, berada di RSUD Sultan Suriansyah.
“Kemarin (Selasa 7 September) sepulangnya wartawan dari sini, alat itu datang,” ucap Koordinator Perawat di Isoter Baiman, Irwandi, Rabu (8/9) sore
Ia menuturkan, alat yang datang itu langsung bisa digunakan apabila nantinya diperlukan. Dan ia menjamin, rata-rata petugas kesehatan di isoter bisa mengoperasikannya.
Setidaknya, dengan adanya alat tersebut, bisa menjadi alternatif bila sewaktu-waktu ada pasien yang merasa kekurangan oksigen.
Sebelumnya, ketiadaan alat tersebut sempat menjadi pertanyaan. Pasalnya, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina juga sudah meminta agar alat itu diletakkan di isoter.
Namun, sejak gedung dioperasikan menjadi isoter, alat tersebut tak kunjung ada. Belakangan, tersiar kabar miring bahwa sebagian oksigen konsentrator mengalami kerusakan. Lantaran dipakai terus menerus alias tanpa adanya jeda waktu.
Syukurlah, kabar miring itu dibantah oleh Plt Direktur RSUD Sultan Suriansyah, M Syaukani. Ia mengatakan bahwa kabar itu tidaklah benar adanya.
“Ada dua puluh unit oksigen konsentrator. Semuanya, tidak ada yang rusak,” ucapnya.
Kembali ke isoter. Awak media juga mengkonfirmasi bagaimana kondisi satu-satunya warga alias pasien yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) di situ.
Koordinator Perawat di Isoter Baiman, Irwandi mengatakan bahwa yang bersangkutan dalam kondisi sehat.
Namun, pasien perempuan berumur 59 tahun itu, atas permintaan alias keinginan pribadi memilih pulang ke rumahnya kemarin.
“Yang bersangkutan ingin menjalani isoman di rumahnya, karena merasa sudah tua dan merasa sendirian di kamarnya. Kami, di sini tak bisa berbuat banyak selain mengizinkan,” ucapnya.
“Tentu, untuk memudahkan pemantauan, kami berkoordinasi dengan petugas di tempat tinggal yang bersangkutan,” tekannya.
Lebih lanjut, sepulangnya pasien perempuan itu, Irwandi menuturkan bahwa ada pasien baru yang masuk. Jumlahnya, dua orang. Keduanya adalah pasien laki-laki. Keduanya juga warga Kota Banjarmasin.
“Jadi, sekarang ini ada dua pasien baru yang mendiami isoter,” ungkapnya.
Irwandi menambahkan, seyogianya, mereka yang menjalani isoman, memerlukan waktu setidaknya sepuluh hari untuk istirahat.
“Namun apabila mereka yang menjalani isoman adalah pasien bergejala, maka perlu tambahan waktu tiga hari,” pungkasnya. (Zak/KPO-1)