Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Berpikir Kreatif di Era Informasi dan Data

×

Berpikir Kreatif di Era Informasi dan Data

Sebarkan artikel ini

Oleh: Mambang,M.Kom
Ketua IndoCEISS (Indonesian Computer Electronics And Instrumentation Support Society) Kalsel

Secara alamiah manusia akan menggunakan akal dalam proses kehidupan. Berpikir merupakan proses kognitif, terorganisir, bertujuan yang digunakan untuk memahami dunia. Dengan semakin berkembangnya revolusi industry 4.0, maka akan semakin kompleksitas teknologi yang digunakan sehingga sumber daya manusia di Indonesia dituntut untuk semakin kreatif. Perlu disadari, bahwa kreativitas sebenarnya membuat seseorang menjadi lebih baik karena cenderung menghasilkan sesuatu yang unik dan dapat mengubah perspektif. Kreativitas memungkinkan untuk melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda sehingga dapat membantu memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kreatif terdiri dari dua suku kata yaitu berpikir dan kreatif, berpikir itu sendiri merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Terdapat bermacam-macam cara berpikir antara lain berpikir vertikal, lateral, kritis analitis, kreatif, dan strategis.

Baca Koran

Menurut Harriman, berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru oleh arena itu berpikir kreatif termasuk kedalam ranah kognitif. Di dalam Jurnalnya Salwa Rufaida, Izatul Mubarokah menjelaskan beberapa aspek keterampilan berpikir kreatif (creative thinking skill) yang sering juga disebut dengan keterampilan berpikir divergen adalah keterampilan berpikir yang bisa menghasilkan jawaban bervariasi dan berbeda dengan yang telah ada sebelumnya. Keterampilan berpikir kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan suatu individu untuk melahirkan sesuatu yang baru dan orisinil baik berupa ide-ide maupun karya nyata, dimana ide tersebut digunakan dalam memecahkan suatu masalah. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan menurut Liliasari keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan mengembangkan atau menemukan ide atau gagasan asli, estetis dan kontr
uktif, yang berhubungan dengan dengan pandangan atau konsep serta menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskan dengan perspektif asli pemikir. Berdasarkan beberapa definisi tersebut,keterampilan berpikir kreatif diartikan sebagai pengembangkan ide atau gagasan menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskan dengan perspektif asli pemikir atau berbeda dari yang telah ada.

Baca Juga :  Kehancuran Gaza dan Kebakaran Los Angeles

Linimasa internet banyak menjelaskan beberapa alasan mengapa membutuhkan pemikiran yang kreatif. Kreativitas menciptakan pemikiran yang positif dan menurut penelitian yang dilakukan di masa lalu, telah ditemukan hubungan yang kuat antara kreativitas dan suasana hati yang baik. Orang cenderung lebih kreatif ketika mereka bahagia karena dapat berpikir secara luas. Meningkatnya mood positif memungkinkan untuk melihat lebih banyak solusi. Selain itu juga kreativitas membuatmu lebih kuat dan fleksibel. Kreativitas mengajarkan untuk menjadi tangguh, kuat dan fleksibel. Kreativitas mengajarkan untuk tidak melarikan diri dari kritik, melainkan bangga dengan kegagalan karena kedua hal ini dapat membuatmu jauh lebih berkembang. Kreativitas membuat lebih menghargai proses, dengan kata lain, membuat tidak berorientasi pada hasil, melainkan prosesnya. Sebagai pembuat konten, atau seniman kreatif, tidak boleh hanya fokus pada hasil akhir pekerjaan, tetapi juga pada kuantitas pertumbuhan dan kemajuannya. Terkadang apa yang
diinginkan tidak sesuai harapan, dan inilah mengapa harus berkonsentrasi pada proses daripada hasilnya. Kreativitas membuat memiliki tekad lebih kuat dan belajar berkorban dan bertekad untuk mencapai tujuan hidup melalui kreativitas. Kreativitas juga mengajarkan untuk terus meluangkan waktu dan upaya. Kreativitas menghubungkan semuanya dan kreativitas adalah seni membuat koneksi dan mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta terhubung. Dengan kata lain, kreativitas mengumpulkan ide-ide bersama dan menampilkannya dengan cara yang belum pernah ada. Salah satunya melihat sekeliling dan menjelajahi dunia di sekitar, semua yang dilihat dan didengar menjadi saling terkait sehingga dapat menciptakan sesuatu yang benar-benar baru.

Akhir-akhir ini banyak sekali melihat adanya pola dan keunikan dari Generasi Z. Dimana segala sesuatu yang mereka kerjakan dan gagasan yang mereka hasilkan benar-benar membuat kebinggungan dalam memahaminya. Generasi Z atau “post-millenials” adalah sebutan bagi mereka yang lahir setelah generasi milenial, yakni di antara tahun 1997-2012. Generasi Z di Indonesia adalah digital native angkatan pertama, terutama mereka yang lahir di perkotaan. Konsumsi informasi bisa menjadi kunci memahami mereka. Warna yang berbeda dari generasi sebelumnya adalah makin banyaknya aksi yang dilakukan secara personal dan diinisiasi oleh individu, bukan organisasi. Contohnya, banyak tersebar pemuda usia 17-21 tahun (angkatan tertua generasi Z) yang menjadi social influencer lewat unggahan di Facebook atau foto di Instagram, menyampaikan pendapat di Vlog atau Line, menghimpun dana sosial lewat Kitabisa.com, mengajukan petisi via Change.org, menulis gagasan lewat kultwit ataupun kolom opini, hingga membuat meme untuk menyindir pejaba
t. Intinya, apa yang bisa dimulai dari diri sendiri melalui gawai masing-masing. Satu hal yang menonjol dari Generasi Z (Gen Z) adalah mereka mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan. Teknologi yang mereka gunakan sama alaminya layaknya bernapas.

Baca Juga :  PERCAYA PENGADILAN ILAHI

Gen Z tumbuh seiring perkembangan jaringan internet broadband. Bila sebagian milenial masih mengingat kehidupan tanpa internet dan media sosial, maka Gen Z disebut sebagai “digital native”, yaitu orang-orang yang tumbuh dewasa di era digital. Aktifitas generasi muda saat ini lekat hubungannya dengan teknologi, khususnya smartphone. Kebiasaan hidup yang melekat dengan handphone juga mengakibatkan kebiasaan kedepannya akan selalu sama. Teknologi juga merupakan tantangan bagi generasi Z, karena mereka dituntut oleh masifnya perkembangan teknologi untuk mampu menggunakan teknologi dalam mengembangkan produktivitas dan kreatifitas terutama pada bidang digital. Kreativitas generasi saat ini perlu juga menjadi perhatian utama industri. Pada awal era kecerdasan buatan (AI) di mana segala sesuatu yang dapat diotomatisasi akan menjadi penting untuk para pelaku dunia usaha memperhatikan pendekatan manusia. Kreativitas dan inovasi memainkan peran utama dalam mencapai keunggulan kompetitif pada persaingan global. Pandemi
yang dirasakan saat ini memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan pada masa yang akan datang melalui bantuan teknologi. Dengan penerapan strategi berbasis data, di era digitalisasi telah mengubah cara pelaku usaha melakukan operasi bisnis. Peningkatan akses ke media digital telah memengaruhi dan membentuk kembali cara konsumen berpikir, bertindak, dan membeli.

Untuk melatih kreativitas, ada beberapa atribut yang perlu anda kembangkan seperti membaca atau dengarkan tentang ide-ide kreatif orang lain. Dengan begitu, Anda akan menemukan bibit-bibit ide yang bisa Anda kembangkan. Coba lakukan sesuatu yang baru, seperti belajar alat musik, menggambar, atau bahkan mendongeng. Anda juga bisa mencari hobi baru yang melatih daya imajinasi Anda.

Iklan
Iklan