Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Space Iklan

Space Iklan
Banjarmasin

Kedatangan Sandiaga Uno Belum Jadi Angin Segar Bagi Pariwisata Banjarmasin

×

Kedatangan Sandiaga Uno Belum Jadi Angin Segar Bagi Pariwisata Banjarmasin

Sebarkan artikel ini
IMG 20210902 WA0060 scaled
Space Iklan

Banjarmasin, KP – Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno belum memberi angin segar bagi keberlangsungan kepariwisataan di Kota Banjarmasin.

GBK

Pasalnya, hingga kini Pemerintah Kota Banjarmasin belum merencanakan adanya pembukaan fasilitas publik khususnya sektor pariwisata.

Buktinya, Menteri yang akrab disapa Bang Sandi itu, juga belum ada memberikan rekomendasi objek wisata di Banjarmasin untuk kembali beroperasi seperti sedia kala.

Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina pun membenarkan keadaan tersebut.

“Belum merekomendasikan buka. Pesannya cuma mempersiapkan diri untuk prokes pelaku usaha pariwisata di masa kenormalan baru ini,” ucapnya, saat dikonfirmasi awak media, usai penyerahan bantuan di kelurahan Sungai Andai, Kamis (2/9) pagi.

Menurut Ibnu, objek wisata Kota Banjarmasin berbasis sungai sudah dianggap benar oleh Sandiaga Uno.

Namun kedepannya, Menteri menginginkan agar Water Front City atau beranda depan kota sungai juga bisa menjadi andalan.

“Untuk Banjarmasin, beliau (Sandiaga Uno) menganggap sudah benar berbasis sungai. Dan mudah-mudahan Water Front City juga dikembangkan jadi andalan wisata Banjarmasin,” tambahnya.

Ibnu menginginkan, wisata yang ada di Banjarmasin harus dikelola menjadi satu kesatuan dengan destinasi wisata di kabupaten kota lain.

Mengingat, Ibnu melanjutkan, selama ini wisatawan yang berkunjung ke Banjarmasin tidak lebih dari satu setengah hari.

“Orang ke Banjarmasin pergi ke pasar terapung lalu makan soto. Paling jauh ke Martapura, lalu habis itu pulang,” tukasnya.

Menurut Ibnu, seharusnya, wisata yang ada di Kalimantan Selatan harus diperkuat dan saling berintegrasi. Misalnya dengan wisata alam Loksado di kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) atau Kerbau rawa di Hulu Sungai Utara (HSU).

“Harus diperkuat dan dikelola jadi satu kesatuan. Paling tidak orang betah tinggal sampai tiga hari. Sehingga perhotelan dan pelaku usaha juga kena imbas pendapatannya,” harapnya.

Baca Juga :  301 Lulusan Empat Fakultas, Universitas PGRI Yudisium

Sebelumnya diketahui. Sejak awal pandemi Covid-19 melanda di Banjarmasin tahun 2020 lalu, objek wisata di siring sungai Martapura di Banjarmasin ditutup total.

Tim Satgas Covid-19 Banjarmasin pun sampai sekarang, belum mempunyai rencana untuk kembali membuka objek wisata andalan tersebut. (Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan