Banjarmasin, KP – Koleksi binatang milik Taman Satwa Jahri Saleh, Kota Banjarmasin yang awalnya ramai dengan suara-suara binatang terlihat kian berkurang.
Kepala UPT Taman Satwa Jahri Saleh, Abdul Muis merincikan, ada empat satwa primata jenis Uwa-Uwa yang mati saat banjir melanda Kota Banjarmasin awal tahun kemarin.
“Sebelumnya ada enam Uwa-Uwa yang merupakan hibahan warga. Waktu banjir empat ekor mati dan sekarang sisa dua ekor,” ungkapnya saat ditemui awak media di Taman Satwa Jahri Saleh, Banjarmasin.
Ia menjelaskan, saat ini jenis satwa yang masih ada di satu-satunya lokasi kebun binatang di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini tinggal beberapa saja.
“Jenis-jenis binatang yang masih ada di Taman Satwa di antaranya Uwa-Uwa, Beruk, Monyet, Burung, Buaya, Ular Albino, Buaya, Rusa, Ayam Mutiara dan Kucing Persia,” ujarnya singkat.
Bukan tanpa alasan, selain banjir, kebun binatang itu hampir dua tahun tutup karena pandemi Covid-19.
Namun bagusnya, kondisi taman satwa atau kebun binatang mini Jahri Saleh masih cukup terawat.
Pasalnya, selama tempat rekreasi ini ditutup, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan selaku penanggung jawab memfokuskan pada untuk perawatan tempat dan pemeliharaan satwa di dalamnya.
Berdasarkan pantauan Kalimantan Post, Sabtu (11/09) pagi, masih ada terlihat dan terdengar suara-suara satwa yang di dalamnya.
Misalnya hewan-hewan jenis primata yang bergelantungan di kandang, seperti Uwa-uwa, Beruk dan Monyet serta jenis binatang lainnya.
Kejadian, juga ada suara-suara burung koleksi taman satwa tersebut seperti burung elang bonggol dan bangau.
Sayangnya, sayangnya mampu bertahan di masa pandemi Covid-19, tak menjamin satwa ini mampu bertahan dengan kondisi ekstrim.
Kondisi itupun diakui oleh Muhammad Makhmud, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Banjarmasin.
Saat banjir melanda kota Banjarmasin awal 2021 lalu, areal Taman Satwa Jahri Saleh ternyata juga ikut terendam.
Alhasil, beberapa hewan peliharaan pun ditemukan mati, karena tidak mampu bertahan
“Pada saat banjir ada binatang yang tidak tahan dengan air. Terutama hewan jenis primata yang mati. Sebagian juga ada hewan yang sakit,” ucapnya, saat ditemui awak media di Taman Satwa Jahri.
Disisi lain. Makhmud menerangkan, bahwa pihaknya tetap terus melakukan perawatan taman dan memelihara hewan. Hal ini juga bentuk antisipasi, jika sewaktu-waktu ada kelonggaran untuk sektor objek wisata untuk buka.
“Petugas tetap membersihkan kandang dan memberikan makan hewan secara rutin,” tambahnya.
Ia menekankan, jika memang Taman Satwa ini sudah diberikan untuk buka, pihaknya akan mempersiapkan penerapan protokol kesehatan bagi pengunjung nantinya.
Disamping itu, juga akan ada sedikit pembenahan dan penataan di bagian tanaman. Tujuannya, agar sinar matahari bisa masuk ke areal kebun binatang mini.
“Karena anggaran kita juga terbatas maka persiapan yang kami lakukan hanya sebatas pembenahan dan penataan taman,” tutupnya. (Zak/K-)