Banjarmasin,KP – Anggota komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Hari Kartono mengatakan, Ibu hamil dan bayi harus tetap mendapat asupan gizi seimbang dan air susu ibu (ASI) meski di tengah pandemi Covid-19.
“Asupan gizi yang berimbang dan beragam diperlukan untuk menjaga metabolism daya tahan ibu, sekaligus menjaga perkembangan optimalisasi masa pertumbuhan bayi,” kata Hari Kartono.
Kepada {KP} Selasa (31/8/2021) anggota komisi diantaranya membidangi masalah kesehatan ini pun mengingatkan, agar pihak Pemko melalui Dinas Kesehatan secara rutin melaksanakan program pemberian asupan gizi bagi ibu dan bayi.
Ditandaskannya, meski saat ini Dinas Kesehatan dan semua pihak fokus dalam mempercepat penanganan wabah virus corona (Covid-19), namun program kesehatan ibu dan bayi haruslah secara rutin dilaksanakan.
“Program itu harus terus digalakkan dalam rangka untuk menekan tingkat kematian ibu dan bayi. Masalahnya, karena Kota Banjarmasin angka kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi,”ujarnya.
Hari Kartono mengemukakan, upaya menggencarkan asupan gizi bagi ibu dan bayi diantaranya dilakukan melalui pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan bayi serta pemberian vitamin.
Anggota dewan dari Fraksi Partai Gerindra ini mengatakan, program itu dilaksanakan secara rutin dan konsisten baik melalui posyandu maupun di puskesmas-puskesmas.
Selain itu ujarnya, Dinas Kesehatan juga diharapkan terus memberikan memberikan penyuluhan agar ibu hamil menjaga kesehatannya serta secara rutin memeriksakan kehamilannya.
Tidak kalah penting penting lanjut Hari Kartono, perlunya himbauan agar ibu hamil saat melakukan persalinan di tempat kesehatan, seperti puskesmas atau rumah sakit atau dengan bidan yang sudah ditugaskan pemerintah kota.
“Demikian juga untuk balita, Dinas Kesehatan harus melakukan pemantauan tumbuh kembang balita melalui kegiatan di posyandu, hingga di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bahkan Taman Kanak-Kanak (TK),” ujarnya.
Lebih jauh dikemukakan langkah preventif lain yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan penemuan kasus gizi buruk melalui investigasi tim pelacak kasus gizi buruk puskesmas, bersama kader dan masyarakat di wilayah masing-masing.
Hari Kartono mengemukakan, meski dalam beberapa tahun terakhir angka kasus penemuan gizi buruk di kota Banjarmasin terus mengalami penurunan, namun angka kematian ibu dan bayi di kota ini masih tergolong cukup tinggi.
Kendati ia mengakui, tingginya angka kematian ibu dan bayi ini salah satunya disebabkan faktor usia sang ibu saat persalinan karena masih berusia muda dan dari segi kesehatan sebenarnya belum siap melahirkan.(nid/K-3)