Martapura, KP – Ritual adat seserahan hutan Desa Paau Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, tepatnya di obyek wisata Batu Balian dalam rangka bersyukur kepada Tuhan atas limpahan karunia hasil alam.
Kegiatan ini dalam rangka ikut berpartisipasi melestarikan hutan dengan cara adat dan budaya, sehingga diharapkan tumbuh pola pendidikan bagi generasi muda dalam ikut serta peduli dan melestarikan hutan berkelanjutan.
“Diharapkan kegiatan adat tahunan masyarakat Desa Paau dapat terus dilestarikan dengan even yang lebih besar dan terencana,” kata anggota Komisi I DPRD Kalsel, Fahrani.
Menurut Fahrani, kegiatan ini memberikan semangat menjaga hutan tetap tumbuh di kalangan generasi muda Kalsel secara khusus, sehingga Pemprov Kalsel bisa mendukung pengembangan pariwisata di Kalsel.
“Tidak hanya Pemprov, namun juga Dinas Pariwisata maupun stakeholder untuk menyukseskan even-even serupa di Kalsel,” tambah politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan sekaligus Ketua Karang Taruna Kabupaten Banjar.
Selain itu, juga menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya di lapangan.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Paau, Aspiani Alpawi yang juga mengetuai Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) menjelaskan, bahwa ritual adat ini sudah dilaksanakan warga setempat setiap tahunnya sejak tahun 1800an, karena merupakan adat turun temurun.
“Kegiatan ini dimeriahkan dengan berbagai agenda, salah satunya river tubing, memasak seserahan, penampilan kesenian Bakuntau dan juga ada photo contest sebelum acara puncak dimulai,” katanya.
Diantaranya, ritual dengan membacakan doa-doa secara agama Islam oleh para tokoh adat. Dan setelah prosesi adat selesai dilaksanakan, makanan yang dimasak seperti lamang dan lainnya akan dibagikan kepada para tamu dan pengunjung.
Objek Wisata Batu Balian di Desa Paau ini menyajikan pemandangan alam yang menawan, mulai dari pegunungan hingga sungai, dengan menempuh perjalanan air menggunakan kapal (perahu bermotor) sekitar satu setengah jam dari pelabuhan Tiwingan Lama, Riam Kanan. (lyn)