Iklan
Iklan
Iklan
HUKUM & PERISTIWA

Selidiki Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Staf Kampus, BEM Uniska Bentuk Tim Independen

×

Selidiki Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Staf Kampus, BEM Uniska Bentuk Tim Independen

Sebarkan artikel ini
PERKULIAHAN - Jejeran mahasiswa Uniska MAB sedang mengurus perkuliahannya di ruang BAK kampus. (KP/Zakiri)

Catcalling, merupakan satu dari sekian kasus serupa yang terjadi di Uniska

BANJARMASIN, KP – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari (MAB) mengaku siap membentuk tim investigasi independen dalam mengawal kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan secara verbal oleh salah satu oknum staf kampus kepada mahasiswi berinisial MRA.

Bukan tanpa alasan, Ketua BEM Uniska MAB, Zikri Nur Abadi menjelaskan, keputusan tersebut diambil lantaran pihak rektorat yang tidak ingin melibatkan mahasiswa dalam penyelidikan kasus tersebut.

“Kalau memang tidak dilibatkan, kita siap membentuk tim independen untuk mengawal kasus ini,” ungkapnya saat ditemui awak media di ruang BEM Uniska MAB belum lama tadi.

Karena itu, Zikri meminta agar korban bisa datang atau memberitahukan secepatnya mengenai kejadian yang dialaminya tersebut kepada pihaknya.

Pasalnya, ia menegaskan BEM Uniska melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan sudah lama membuka posko aduan mengenai hal tersebut.

“Kami menjamin identitas (penyintas) tidak bakal diungkap, dan tentu BEM Uniska akan terus mengawal dan melindungi (penyintas),” tegasnya.

Lebih jauh, Ketua BEM Uniska ini menekankan kasus yang dialami MRA akan pihaknya dalami. Jika memang pelaku terbukti bersalah, dia mendesak pihak kampus agar tidak tinggal diam.

Disamping itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM Uniska MAB, Ira Miranda, menambahkan, keputusan untuk membentuk tim investigasi independen tersebut gara-gara kasus serupa tidak hanya terjadi pada MRA saja.

Pasalnya, pelecehan seksual secara verbal alias catcalling yang dialami MRA, merupakan satu dari sekian kasus serupa yang terjadi di Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB).

Fakta tersebut terungkap setelah BEM Uniska MAB membuat kuesioner bertepatan dengan Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2021 lalu.

Baca Juga:  Dosen UIN Surakarta Dibunuh, Ternyata Ini Gara-garanya

Dalam isi kuesioner tersebut, rata-rata kasus yang disebut adalah catcalling. Itu pun dilakukan oleh sesama mahasiswa.

Ketua BEM Uniska MAB, Zikri Nur Abadi, menyayangkan sederet kasus tersebut tidak dilaporkan oleh penyintas.

“Mungkin karena mereka takut kalau-kalau identitas dibuka dan sebagainya,” ucapnya.

Menurutnya, dari data kuesioner hingga hasil investasi soal kasus yang dialami MRA ini nantinya akan dibawa ke meja rektorat Uniska.

“Karena kalau ini tidak dibuka, hal serupa bakal terus terjadi nanti kedepannya. Identitas korban akan kami jamin kerahasiaanya, termasuk soal keamanannya juga akan kami jamin,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswi Uniska MAB mengaku mendapatkan perlakuan tidak pantas, oleh oknum staf bidang kemahasiswaan di kampusnya.

Hal itu diakui MRA, mahasiswi semester ganjil di kampus hijau, saat mencoba menanyakan persyaratan untuk mendapatkan beasiswa.

Melalui nomor whatsapp, yang ia dapat di instagram kemahasiswaan Uniska MAB, beberapa waktu lalu.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Uniska MAB, Idzani Muttaqin mengaku bahwa pihak rektorat akan menyelidikinya.Namun, tidak akan melibatkan unsur mahasiswa dalam penyelidikan kasus dugaan pelecehan seksual ini.

“Takutnya identitas korban ini bisa tersebar kalau melibatkan mahasiswa. Makanya kami akan menyelidiki kasus ini dari intern rektorat dulu,” ujarnya singkat. (zak/K-4)

Iklan
Iklan