Banjarmasin, KP – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Banjarmasin, Madyan menghimbau agar para pemuda untuk kebih mengutamakan gizi yang masuk ke tubuh dibandingkan kemegahan resepsi pernikahan.
Madyan membeberkan, himbauan tersebut diungkapkannya lantaran untuk mendukung program Pemerintah Kota Banjarnasin dalam mengurangi angka stunting.
“Terkadang malah lebih memilih wedding dan resepsi yang besar-besaran. Daripada menambah budget untuk itu, lebih baik uangnya untuk menambah gizi istri dan anak setelah menjalani pernikahan,” bebernya saat ditemui awak media di lobi gedung Balai Kota Banjarmasin, Selasa (14/09) siang.
Manurutnya, para remaja yang akan menikah juga dihimbau untuk vitamin-vitamin bagi tubuhnya, yang sudah disediakan gratis oleh puskesmas.
Bukan tanpa alasan, walaupun saat ini angka stunting di Ibukota Kalimantan Selatan kini hanya sekitar 6 persen saja, namun menurutnya peran serta para pemuda di Banjarmasin tetap sangat berpengaruh dalam pengendalian stunting.
“Sebenarnya stunting tidak terlalu besar presentasinya dibandingkan daerah lain. Hanya sekitar 6 persen saja. Sekitar 2000 sampai 3000 bayi. Tapi pemerintah pusat meminta kita untuk tetap mengatasi stunting ini, karena ini merupakan program prioritas nasional,” ungkapnya.
Ditambahkannya, wilayah paling banyak terdapat anak yang mengalami stunting di Kota Banjarmasin masih dipegang oleh Kelurahan Sungai Lulut. Sesangkan untuk tingkat Kecamatan ada di Banjarmasin Selatan.
“100 hari pertama kehidupan setelah nikah itu perlu dijaga agar anaknya nanti tidak tumbuh stunting, jadi sejak hamil harus diperhatikan benar-benar gizi dan nutrisinya,” jelasnya
“Setelah lahir, masa yang penting itu ada di 6 bulan pertama yang hatus mendapat asi ekslusif. Setelah itu batu boleh diberikan makanan pendamping asi,” pungkasnya.
Karena itu, ia berharap setelah mendapatkan tambahan alat penunjang berupa kendaraan bermotor, para penyuluh Keluarga Berencana bisa lebih maksimal dalam menjalankan tugasnya di masyarakat.
“Harus lebih semangat dalam menjalankan tugasnya dalam menurunkan angka stunting di Banjarmasin,” tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. Ia juga berharap dengan adanya fasilitas yang diberikan itu, menambah semangat motivasi para penyuluh KB yang ada di lapangan, yang jumlahnya ada 34 seBanjarmasin yang melayani 52 kelurahan, 5 kecamatan di Banjarmasin.
“Semoga penyuluh KB bisa melaksanakan tugas yang sebaik-baiknya dan mengupdate seluruh kegiatan aktivitas dan data-data primer yang diperlukan baik untuk pembinaan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, dan juga untuk mendukung suksesnya program Pemerintah Kota Banjarmasin,” harapnya.
Menurutnya, setiap remaja atau pemuda yang hendak menjalani pernikahan merupakan sektor penting untuk mengurangi angka stunting di Bumi Kayuh Baimbai ini.
“Kalau remaja kita sudah paham dan siap dalam menjalani kehidupan pasca pernikahan. Maka besar kemungkinan kita untuk menekan angka stunting di Banjarmasin,” tuntasnya.
Sebelumnya Ibnu menyerahkan secara simbolis kendaraan Dinas dari BKKBN Provinsi Kalsel kepada Penyuluh Keluarga Berencanal.
Terdapat 11 unit kendaraan Dinas, KB Kit Stunting, dan Tablet, tujuannya dari operasional Penyuluh KB itu bisa meningkatkan kinerja terkait program pembangunan keluarga kependudukan berencana.
Ibnu meminta agar program sosialisasi bimbingan kepada masyarakat terkait dengan pembinaan stunting bisa diprioritaskan, walaupun Banjarmasin bukan yang tertinggi, tetapi perlu perhatian terkait dengan angka stunting yang cukup signifikan.
Selain itu juga ada BKB KIT untuk stunting, kemudian juga ada peralatan berupa KIT siap nikah cegah stunting untuk para pemuda yang tergabung di dalam PIK-R (Pusat Informasi Konseling Remaja). (Zak/KPO-1)