Menurut Adam, ada sebanyak 18 ribu UMKM yang sudah berminat tergabung di bisnis ini. Tercatat, saat ini sudah ada 2 ribuan pelaku usaha yang mendaftarkan diri sebagai anggotanya.
BANJARMASIN, KP – Perkembangan teknologi dan digitalisasi makin pesat. Bermacam bisnis startup mulai bermunculan. Di tangan warga Banjarmasin, bernama Adam Nugraha, perusahaan rintisan bernama Warko siap bersaing dengan pemain startup nasional pendahulunya, seperti Gojek dan Grab.
Kehadiran Warko adalah untuk memfasilitasi Warung, Kios, Toko, Ojek dan UMKM dengan sistem koperasi. Tak hanya keuntungan dan kemudahan, pelaku usaha yang terdaftar di aplikasi ini juga akan mendapat sisa hasil usaha.
“Jadi, Warko ini adalah sebuah platform, kita starup asli Banjarmasin, yang konsen dengan digitilasisi warung, kios, toko dan ojek online. Dimana, konsep bisnis Warko ini berbasis koperasi multi pihak,” ungkap Adam, kemarin.
Warko didirikan oleh lima sekawan, yakni Adam, Mimin, Riyan, Khalikin dan Dessy Irmawati. Mereka dibantu oleh 20 orang Co-Founder lainnya.
Mulai digarap sejak akhir tahun 2019 lalu. Rencananya, tahun ini Adam dan kawan-kawan akan melaunchingnya ke publik.
Dia mengaku, saat ini sistem aplikasinya sedang dalam tahap akhir menuju publikasi. “Tinggal memantapkan fitur,” sebutnya.
Menurut Adam, ada sebanyak 18 ribu UMKM yang sudah berminat tergabung di bisnis ini. Tercatat, saat ini sudah ada 2 ribuan pelaku usaha yang mendaftarkan diri sebagai anggotanya.
“Karena basicnya koperasi, maka merchant-merchant warung, kios, toko dan driver ojek itu juga ikut sebagai anggota koperasi Warko Digital Nusantara. Dan, mereka termasuk sebagai pemilik, bukan sebagai mitra lagi,” beber Adam.
Lantas, motivasi apa yang memicu Adam membangun platform star up ini? Dia mengaku, melihat warung rakyat yang kian hari tergerus dengan kehadiran ritel modern. Lantaran itu, pihaknya pun tertarik membuat bisnis sistem ini.
“Dengan konsep ini, warung dan toko kecil bisa bertahan dan bahkan bisa bersaing ketika ditopang dengan digitalalisasi,” katanya.
Adam menambahkan, yang bergabung di sini bukan hanya lapak-lapak kuliner saja, tapi juga ada warung-warung kelontong.
“Dan kita sangat mendukung pemerintah dengan program belanja di warung tetangga. Bedanya dengan aplikasi yang lain, pertama, dari sisi pemilik warung, mereka bisa berjualan menggunakan aplikasi kita. Kedua, mereka juga sekaligus sebagai pemilik. Karena Warko sendiri badan hukumnya koperasi,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya, dengan banyak berkumpulnya warung dalam suatu lembaga yang besar, itu bisa mendapatkan barang-barang dagangan dengan harga pokok penjualan (HPP) yang jauh lebih murah.
“Jadi, mereka dapat lebih kompetitif menghadapi persaingan dengan ritel modern,” tuturnya.
Menurut Adam, nantinya ada tiga fitur unggulan yang akan membuat start up ini besar, yaitu sistem jual beli, pengiriman barang dan koperasi. Dan, yang terakhir ini baru pertama kali,” ujarya.
Dia menjelaskan, Warko tak berbeda jauh dengan aplikasi Grab dan Gojek. Namun, sasarannya bisa merambah ke warung rakyat yang dapat menjual semua dagangan mereka. Di mana dagangan di warung, toko akan diinput oleh peserta atau pemilik dan dijual secara digital.
Untuk membangun sistem aplikasi ini, Adam bekerjasama dengan para ahli IT termasuk pengusaha besar. Tak bisa dibilang sedikit, dana untuk membangun sistem ini nilainya mencapai Rp2 miliar.
“Kemajuan zaman menggharuskan hal ini. Dengan sistem ini warung rakyat pun akan tetap hidup. Saat ini, jumlah ojek yang mendaftar. mencapai 200an orang,” tandasnya.
Menariknya, kebutuhan sehari-hari rumah tangga yang disediakan warung dan toko, akan mudah dicari dan dibeli. Tanpa harus datang langsung.
“Dengan sistem koperasi multi pihak, pembeli atau pemakai aplikasi ini begitu terdaftar, mereka akan mendapat sisa hasil usaha dari poin yang mereka dapatkan saat belanja ketika memilih tak hanya sebagai pembeli namun sebagai pemilik,” terang Adam.
Kalau aplikasi yang lain konsennya ke kuliner dan pengantaran, kata Adam, sementara Warko lebih mengarah ke bisnis masyarakat yang jarang tersentuh,” imbuhnya. (opq/K-1).