Banjarmasin, KP – Kalsel akhirnya mendapatkan kuota tambahan vaksin Covid-19 sebanyak 91.500 dosis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Kemenkes akhirnya setuju menambah kouta vaksin, namun jumlahnya sedikit, hanya 91.500 dosis vaksin,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, HM Lutfi Saifuddin kepada wartawan, Jumat (1/10/2021), di Banjarmasin.
Hal tersebut diungkapkannya usai mengunjungi Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, agar bisa menambah kuota vaksin bagi Kalsel, karena jumlahnya dinilai terlalu kecil dibandingkan kebutuhan, sehingga menyulitkan mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
Lutfi Saifudin mengungkapkan, angka penambahan vaksin jauh dari yang diharapkan, karena target untuk penerima vaksin di Kalsel mencapai 3,5 juta, sedangkan yang diterima Kalsel hingga kini baru mencapai 1,3 juta dosis vaksin.
“Padahal kita mengharapkan penambahan ini dalam jumlah besar, agar bisa meningkatkan target vaksinasi kepada masyarakat,” jelas politisi Partai Golkar.
Lutfi mengharapkan, agar kuota vaksin ini dapat terus ditambah Kemenkes RI, kemudian angka vaksin yang akan dikirim tersebut benar, artinya tidak ada pengurangan kembali.
“Kita berharap Kemenkes RI bisa memberikan perhatian yang sama kepada masyarakat Kalsel,” ujar Lutfi.
Hal ini dikarenakan keberadaan vaksin di Pulau Jawa dan Bali lebih mudah diperoleh masyarakat, dan lebih banyak jumlahnya, sehingga hampir 80 persen ke atas masyarakatnya sudah mendapat vaksin.
“Kalau di Kalsel, masyarakat harus bersusah payah mendapatkan vaksin, bahkan harus antri panjang dan berdesakan,” tegas wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel I, yakni Kota Banjarmasin.
Lutfi mengungkapkan dari penuturan Kemenkes memang ada daerah yang diprioritaskan, yang ditentukan Presiden RI bahwa daerah tertentu kondisinya sangat mengkhawatirkan, sehingga vaksinasi harus disesegerakan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalsel per 20 September 2021, jumlah total capaian vaksin Covid-19 untuk vaksin pertama mencapai 712.233 orang atau 22,53 persen, sedangkan vaksin kedua 413.510 orang atau 14,99 persen.
“Jadi kita perlu mengejar pencapaian vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat, terutama ketersediaan vaksin di pusat pelayanan kesehatan,” tambah Lutfi. (lyn/KPO-1)