Sentani, KP – Kegagalan pasangan tim loncat indah Kalsel, Ryan Fadillah dan M Fadhil di nomor pertandingan synchro menara putra dan synchro papan 3 meter putra di ajang PON XX Papua akan menjadi bahan evaluasi untuk event selanjutnya.
Sebelumnya, pelatih tim loncat indah Kalsel, Dwi Mariastuti mengatakan bahwa faktor kegagalan mereka bersaing pada PON kali ini adalah level tingkat kesulitan loncatan.
Meski mampu menampilkan dengan baik, namun, level kesulitan loncatan juga menjadi faktor penting dalam penilaian juri.
Padahal, pada PON XIX Jawa Barat 2016 lalu, loncat indah berhasil mempersembahkan medali perunggu di nomor synchro papan 3 meter putra melalui pasangan Rudy Rahmadi dan Ryan Fadillah.
Namun, pada PON tahun ini, Ryan Fadillah tidak didampingi Rudy yang memilih untuk pensiun. Menggantikan Rudy, maka ditunjuklah M Fadhil yang merupakan talenta muda yang masih berusia 16 tahun.
Karena baru berpasangan, keduanya ternyata masih membutuhkan waktu adaptasi untuk mengatur irama loncatan berdua. Hal tersebut diakui Ryan Fadillah.
“Benar, karena kami baru berpasangan di PON kali ini, tampaknya chemistry masih harus dimantapkan lagi,” ungkapnya.
“Diluar itu, tentu masih banyak yang harus kani tingkatkan lagi sebagai pasangan, salah satunya tingkat kesulitan loncatan,” tambahnya.
Oleh karena itu, setibanya di Banjarmasin, mereka bertekad untuk kembali berlatih, guna memantau irama loncat tentu dengan tingkat kesulitan gerakan yang lebih tinggi. (Zak/K-9)