Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Niat Normalisasi Sungai, Malah Bikin Rusak Jalan

×

Niat Normalisasi Sungai, Malah Bikin Rusak Jalan

Sebarkan artikel ini
Hal 9 4 Klm Rusak Jalan
RUSAK JALAN- Alat berat excavator yang digunakan untuk menjalankan upaya normalisasi sungai menjadi sorotan warga lantaran rodanya yang merusak aspal jalan. (KP/ Zakiri)

Seharusnya Pemko minta izin dan melapor ke instansi pemilik jalan dan kontraktor pelaksana seharusnya menggunakan lapisan bantalan karet atau besi, untuk menghindari kerusakan permukaan aspal

BANJARMASIN, KP – Upaya mengembalikan fungsi utama sungai lewat lanjutan program normalisasi sungai yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin belakangan menjadi perhatian warga.

Baca Koran

Pasalnya, alat berat berupa satu unit excavator yang digunakan untuk melakukan pengerukan endapan lumpur sungai di kawasan Jalan A Yani Banjarmasin menimbulkan kerusakan permukaan aspal dan sisi trotoar.

Bahkan, kondisi tersebut viral di jagat media sosial Instagram. Seperti akun @ssc.banjarmasin, akun tersebut mengunggah foto excavator yang sedang terparkir di sisi jalan A Yani Km 5, Banjarmasin.

Dalam caption-nya, akun tersebut mengkritik sekaligus menyayangkan cara kerja alat berat tersebut dalam menjalankan tugasnya menormalisasi sungai A Yani.

“Ini adalah alat berat yang dipakai oleh pemko dalam rangka normalisasi Sungai A Yani. Lokasi foto ini ada di sekitar Pal 5, difoto hari ini.

Tapi sayang, ban alat beratnya tidak dilapisi dengan bantalan karet atau plat besi. Sehingga hal ini akan merusak permukaan aspal Jalan A Yani, yang baru saja di aspal ulang (overlay) oleh BPJN pakai dana APBN.

Seharusnya pihak pemko minta izin dan melapor kepada instansi pemilik jalan. Dan kontraktor pelaksana seharusnya menggunakan lapisan bantalan karet atau besi, untuk menghindari kerusakan permukaan aspal.

Belajar dari kasus normalisasi sungai awal tahun lalu oleh satgas normalisasi sungai, aspal dan trotoar rusak gara-gara alat berat. Padahal aset negara dan daerah ada payung hukumnya agar tidak dirusak dengan dalil apapun.

Mohon pak diperbaiki cara kerjanya @pemko_banjarmasin @dpuprkotabanjarmasin @ibnusina,” Tulis akun tersebut.

Alhasil, hal tersebut membuat rusak permukaan aspal jalan Ahmad Yani, yang baru saja di aspal ulang (overlay).

Baca Juga :  PAPPRI Sedih Pencipta Lagu Dilupakan Royaltinya, Padahal Berkat Lagu Buka Lapangan Pekerjaan

Bahkan dari pantauan Kalimantan Post, Sabtu (23/10) siang kemarin, alat berat berwarna orange itu memang sedang tidak bekerja.

Namun, di atas trotoar yang sebelumnya bersih terlihat lumpur endapan dasar sungai berwarna hitam berceceran. Diduga lumpur tersebut merupakan sisa upaya pengerukan dasar sungai yang dilakukan alat berat tersebut.

Hal itu tentu sangat disayangkan, pasalnya selain merusak keindahan tatanan kota, ceceran lumpur itu mengganggu pejalan kaki melintas di atas trotoar.

Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina pun mengakui adanya kesalahan teknis dalam upaya normalisasi sungai.

“Ada kesalahan teknis dan sempat viral di media sosial karena excavatornya nempel di jalan yang baru diaspal,” ucap Ibnu, saat ditemui awak media di Balai Kota, Sabtu (23/10) siang.

Ibnu menjelaskan, sebenarnya para pekerja di lapangan belum sempat bekerja. Pihaknya juga telah meminta agar pengerjaan ditunda sementara, dan dilakukan penambahan papan sebagai pelapis track frame atau roda excavator.

Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk menghindari terjadinya kerusakan pada permukaan aspal yang baru kerjakan.

“Pekerja di lapangan akan menambah papan yang lebih tebal lagi untuk melapis roda alat berat. Supaya tidak mengganggu aspal yang baru dibangun. Mungkin ini klarifikasi saya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ibnu menjelaskan, bahwa pengerukan sungai di kawasan Ahmad Yani untuk mengurangi dampak banjir sudah mulai dilaksanakan.

Termasuk pembongkaran lima buah jembatan, yang konstruksinya terlalu rendah dan menghalangi arus sungai.

“Kenapa dikerjakan baru sekarang, karena anggarannya ada di APBD Perubahan. Lalu proses lelang dan ada pemenang baru kita kerjakan. Karena begitulah mekanismenya,” terangnya.

Sebelumnya diberitakan. Program pencegahan bencana banjir melalui upaya normalisasi sungai akhirnya dimulai dengan pembongkaran jembatan Komplek Pandu.

Baca Juga :  Pertajam Substansi Raperda Pemberdayaan Ormas, Pansus I Konsultasi ke Kemendagri RI

Selain Jembatan Pandu, ada empat jembatan kawasan permukiman lainnya. Di antaranya yakni, di jalan masuk SD Muhammadiyah 9, Gang Permata, Gang TVRI, dan Gang Andin Rama.

Seluruh titik tersebut berada di kawasan Jalan Ahmad Yani Banjarmasin.Jembatan yang dibongkar itu akan dibangun ulang. Konsepnya, sesuai dengan Surat Edaran (SE) Wali Kota Banjarmasin, tentang prototipe jembatan bangunan gedung (JBG).

Sementara itu, Kepala Bidang Jembatan Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Thomas Sigit Mugianto merincikan, jembatan yang dibangun nantinya tak lagi memakai pondasi atau tiang di tengah-tengah badan jembatan.

“Titik paling rendah jembatan itu 20 centimeter dari permukaan air saat terjadinya banjir. Tidak ada tiang atau pilar di tengah jembatan,” jelasnya saat itu.

Thomas mengatakan, kelima jembatan ditarget rampung tahun ini. Artinya, dinasnya hanya memiliki waktu tak kurang dari tiga bulan.

Adapun terkait anggaran yang dibutuhkan untuk pembongkaran sekaligus pembangunan kelima jembatan itu, pihaknya mengaku menggelontorkan dana sebesar Rp1,8 miliar.

“Sesuai teknis, di akhir bulan Desember, semua jembatan sudah bisa difungsikan seperti biasa,” tuntasnya. (Zak/K-3)

Iklan
Iklan