Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

PUPR Bantah Ada Kerusakan Aspal dan Trotoar Akibat Excavator

×

PUPR Bantah Ada Kerusakan Aspal dan Trotoar Akibat Excavator

Sebarkan artikel ini
IMG 20211025 WA0093 scaled
Pemko Banjarmasin melalui Bidang Sungai Dinas PUPR menepis kabar jikaExcavator yang digunakan dalam upaya Normalisasi Sungai malah merusak aspal dan trotoar (KP/Zakiri)

Banjarmasin, KP – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, melalui Bidang Sungai akhirnya angkat bicara terkait pengerukan sungai di kawasan Jalan Ahmad Yani Banjarmasin.

Kalimantan Post

Kepala Bidang Sungai, Hizbul Wathony menepis anggapan bahwa penggunaan excavator untuk mengeruk sungai justru merusak aspal jalan.

“Kalau ada aspal yang rusak, pekerja proyek normalisasi sungai siap melakukan pembenahan,” ucapnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Senin (25/10) sore.

Thony melanjutkan, pihaknya juga sudah meletakan bantalan di roda elastis excavator sejak sejak awal pengerjaan.

“Saat viral, hingga dikritik warganet, itu sebenarnya kami sudah melapis roda elastis exkavator. Hanya saja, memang lapisannya tidak terlalu banyak. Hingga akhirnya, lapisannya pun kami tambah dengan adanya papan,” tegasnya.

Selain itu, pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan pekerja proyek dan menyusuri trek yang dilalui excavator, tidak nampak adanya kerusakan aspal jalan.

“Alat itu juga tidak pernah naik ke trotoar. Makanya kenapa exkavator itu diparkir di pinggir jalan,” tambahnya.

IMG 20211025 WA0092

Tidak hanya itu, Thony juga menepis adanya kabar yang mengatakan bahwa normalisasi sungai di kawasan Jalan Ahmad Yani Banjarmasin itu tidak berjalan sama sekali.

“Kami bekerja malam hari. Di atas jam sepuluh malam hingga dini hari. Karena tidak memungkinkan bila bekerja siang hari,” tekannya.

Lebih jauh, Thony menjelaskan bahwa pengerukan yang berjalan bukan diukur dari hitungan panjang sungai. Melainkan, seberapa kubik lumpur atau tanah sungai yang dikeruk.

“Di Sungai Ahmad Yani khususnya arah keluar kota, volume yang diambil sebesar 1.700 kubik. Kontraknya, senilai Rp199 juta. Nilai itu tidak termasuk pembangunan ulang jembatan,” jelasnya.

“Kalau sedari awal dimulai, sudah diangkut sebanyak 1.500 kubik. Karena sudah lama tidak terkeruk, dalam semalam ada puluhan kali truk bolak balik mengangkutnya,” tambahnya.

Baca Juga :  Dosen Uniska Sulap Sampah Plastik Jadi Media Tanam TOGA, Warga Kandangan Baru Antusias!

Disinggung mengenai mengapa hanya yang di arah keluar kota yang dikeruk, Thony mengatakan, berkaca dari peristiwa banjir di awal tahun tadi arah keluar kota itulah kawasan yang cukup lama air menggenang.

“Sementara, di arah keluar kota dahulu. Pengerjaannya berbarengan dengan pengerukan Sungai Veteran. Untuk sungai ini, lumpur atau tanah yang dikeruk ditargetkan hingga 1.800 kubik. Dengan biaya Rp196 juta,” jelasnya.

“Mengapa volume yang diambil bisa lebih dari yang di Sungai Ahmad Yani tapi biaya yang dikeluarkan malah sedikit, itu karena pengerukan Sungai Veteran menggunakan exkavator standar. Bukan yang long arm seperti di Jalan Ahmad Yani,” tutupnya. (Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan