Banjarmasin, KP – Ratusan sopir yang tergabung dalam Asosiasi Komunitas Sopir Indonesia (AKSI) melakukan mogok kerja secara massal dan demonstrasi di perempatan Jalan Gubernur Subarjo, Banjarmasin, Senin (1/11).
Dari pantauan di lapangan, terlihat ratusan sopir yang sedang berkumpul dan menutup beberapa ruas jalan dengan cara memarkirkan sebuah truk fuso di tengah jalan, sembari melakukan orasi menyampaikan aspirasinya.
Selain itu juga, terlihat ratusan anggota Kepolisian berada dilokasi tersebut, guna mengawasi dan mengamankan aksi ini.
Dalam orasinya, para demonstran menuntut agar pemerintah bisa penambahan kuota jenis Solar dan Bio Solar, meniadakan pelangsiran, meminta SPBU khusus truk PS dan Pickup serta meminta SPBU yang khusus melayani mobil besar dan angkutan barang.
Sempat terjadi pengalihan arus lalu lintas akibat adanya truk yang menghalangi jalan. Mereka meminta kepada pemerintah setempat atau yang mewakili agar bisa keluar dan berdiskusi dengan para supir.
Ketua AKSI, Wahyudianto mengatakan, selama ini para sopir truk di Kalsel merasa kesulitan dan kurang aman dengan adanya kelangkaan serta pelangsiran BBM.
“Selama ini kami dihantui rasa takut saat ngantri solar. Bukanya apa-apa, kami malas dengan adanya keributan dengan pelangsir. Kita tidak mau hal-hal seperti itu terjadi,” ungkapnya disela aksi.
Selain itu, terkait dengan SPBU khusus untuk angkutan truk besar ia mengaku pihak terkait telah menyetujui permintaan tersebut.
“Disperindag sendiri tadi menyampaikan sangat setuju, karena itu akan memperlancar distribusi logistik ke daerah,” ucapnya.
“Kami hanya ingin tuntutan kami bisa dijalankan, jangan cuma janji-janji saja. Beberapa kali mediasi di DPRD beberapa hari tertib, nanti kembali lagi seperti itu. Kami tidak ingin hal seperti itu kembali terjadi,” harapnya.
Ia mengaku, pihaknya akan terus mengawal kelanjutan tuntutan mereka, agar secepatnya dapat direalisasikan oleh pemerintah.
“Kita akan terus kawal, supaya tuntutan kita terealisasi, minimal 85 persen tuntutan lah,” tuntas pria dengan sapaan Wahyu itu.
Aksi demo sopir truk dan angkutan barang akhirnya bubar setelah adanya mediasi dilakukan Kapolresta Banjarmasin bersama perwakilan sopir, bersama Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), PT Pelindo III Banjarmasin dan Pertamina di Kantor Pelindo Banjarmasin.
Dalam mediasi tersebut disepakati beberapa hal.
Bambang Supriyono, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi tersebut mengatakan, pada dasarnya dari aksi ini, pihaknya berharap para oknum-oknum pelangsir minyak itu bisa ditertibkan.
“Kalau menambah kuota BBM itu kami tidak masalah, yang paling utama itu tolong hilangkan garong-garong yang mengambil dari pelangsiran itu,” harap Bambang, kepada awak media, usai melakukan mediasi, senin (1/11) siang.
Selanjutnya, ia juga menuturkan, kalau pihaknya juga mengharapkan, kalau pemerintah bisa memberikan fasilitas khusus untuk para sopir truk dalam hal pengisian BBM.
“Pemerintah bisa menunjuk beberapa SPBU di kawasan Lingkar Selatan ini, khusus untuk anggota sopir kami. Karena kalau tidak seperti itu, hal-hal seperti kelangkaan dan antrian panjang pasti akan terjadi lagi,” ujar Bambang.
Selain itu, pihaknya juga mengusulkan untuk kedepannya, supaya mempermudah para sopir dalam pengisian BBM, para sopir bisa diberikan sejenis kartu anggota yang sekaligus sebagai alat pembayaran saat pengisian BBM di SPBU tersebut.
“Jadi nantinya para sopir tidak perlu lagi membayar dengan uang tunai, dan selain itu juga nanti akan ketahuan yang mana yang pelangsir dan yang mana sopir anggota kami, dari kartu tersebut,” tukasnya.
“Untuk kartu tersebut, kita sudah berkomunikasi dengan pihak Bank BRI dan juga Pertamina, sementara masih akan diproses sambil menunggu payung hukumnya,” tambah Bambang.
Sementara itu, Ketua DPRD Kalsel, Supian HK, mengatakan, kalau dari hasil mediasi tadi, pihaknya sudah ada kesepakatan bersama pihak pertamina dan juga perwakilan dari para sopir.
“Kami menerima dan siap mengusulkan ke pusat untuk penambahan kuota BBM jenis Solar, kemudian SPBU khusus untuk para supir-supir tersebut, dan juga pembuatan kartu khusus untuk para sopir, saat pengisian BBM di SPBU,” ucap Supian HK.
Sementara itu, Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Rachamat Hendrawan, mengungkapkan, langkah kedepannya pihakanya akan menindak lanjuti pelanggaran-pelanggaran di SPBU yang memang ada pelanggaran.
“Untuk pengawasan di SPBU kita perketat, agar pelangsiran tidak terjadi lagi,” ungkap Kapolresta.
“Selain itu juga, kita akan menyelidiki SPBU yang bermain, apabila kita temukan pelanggaran, akan kita panggil dan akan kita proses,” pungkas Kapolresta.
Diketahui, kalau dalam aksi hari ini, melibatkan 13 komunitas sopir yang tergabung dalam Aspirasi Komunitas Sopir Indonesia (AKSI).
Setelah ini, para sopir yang tergabung dalam AKSI akan menunggu dan mengawasi hasil mediasi tersebut, sampai hasil dari mediasi tersebut realisasi.
Apabila kedepannya masih belum jelas dan belum realisasi hasil dari mediasi tersebut, dan juga kelangkaan masih terjadi, maka pihaknya akan kembali turun kejalan melakukan aksi. (Zak/KPO-1)