Banjarmasin, KP – Ratusan sopir truk dan buruh di kawasan Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, menggelar aksi damai dan mogok kerja terkait sulitnya mereka mendapatkan BBM jenis solar, Senin, (1/11) kemarin.
Padahal, dari informasi pihak Pertamina, pasokan Solar JBT (Jenis BBM Tertentu) atau sering dikenal Solar Subsidi sangat aman di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan pendistribusiannya pun terbilang lancar.
Para sopir mengaku, harus antre hingga berhari-hari, hanya untuk memperoleh solar bersubsidi dengan harga sesuai yang ditetapkan p
emerintah, yakni Rp5.150. Namun, kenyataan di lapangan, mereka membeli solar dengan harga lebih mencapai Rp6.500.
Kelangkaan solar ini, menurut para sopir, lantaran praktik pelangsiran yang marak terjadi di stasiun pengisian bahan umum (SPBU).
Wilis, salah seorang sopir truk mengaku, sebelum adanya aksi unjuk rasa para sopir, kemarin, ia dan teman-teman sopir pengangkut logistik dan kebutuhan pokok lainnya kesulitan untuk mendapatkan solar.
“Kemarin-kemarin, yang saya rasakan sulit sekali mau ngisi solar. Antre 2 sampai 3 hari belum tentu dapat. Biaya operasional jadi bertambah, harus keluar dana ekstra untuk makan sehari-hari dan yang lainnya,” ungkapnya, saat dihubungi, Selasa (2/11).
Namun, pasca aksi mogok kerja para sopir kemarin, hari ini Wilis dan kawan-kawan tak tak perlu antre berlama-lama lagi saat membeli solar si SPBU seperti yang sudah-sudah.
“Alhamdulillah, setelah adanya aksi kemarin, hari ini mudah nyari solar. Tidak ada antrean lagi di SPBU,” tuturnya.
Seandainya, kata Wilis, pelangsir lebih bisa diatur, mungkin tidak akan terjadi antrean panjang dan semerawut. “Misalnya, dibagi jatahnya 70 : 30 persen, untuk umum 70 persen, untuk yang melangsir 30 persen,” sarannya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Unit Manager Communication, Relations, & CSR PT Pertamina Marketing Operastion Region (MOR) Kalimantan, Susanto August Satria, menyampaikan, bahwa stok Solar JBT di Kalsel aman dan tersedia.
“Pertamina menyalurkan sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh regulator,” ujarnya, kemarin.
Satria menambahkan, pihak SPBU juga telah diinstruksikan sejak awal untuk pembatasan pembelian Solar JBT agar tepat sasaran peruntukkannya.
“Apabila ada SPBU yang melanggar ketentuan, Pertamina tidak segan mengambil langkah tegas dengan memberikan sanksi sesuai aturan,” tegasnya.
Kami, lanjutnya, juga mengapresiasi aparat penegak hukum dan pemerintah setempat yang turut mengawasi penyaluran Solar JBT agar peruntukannya tepat sasaran.
“Mari kita jaga Solar JBT ini sesuai dengan peruntukkan kendaraan berdasar aturan. Kami imbau agar bagi pelaku industri agar membeli Solar Industri yang sesuai,” ajaknya.
Di sisi lain, imbuh Satria, diperlukan kesadaran semua pihak, agar jangan menggunakan momen-momen penyaluran Solar JBT ini untuk kepentingan diri sendiri dengan menerjang aturan yang ada.
“Karena akan merugikan banyak pihak, terutama masyarakat dan sektor-sektor lainnya yang lebih berhak mendapatkan Solar JBT,” tutupnya. (opq/KPO-1)