Oleh : Sulaiman, S.Ag, M.Pd.I
Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMPN 14 Banjarmasin
Karakter siswa terbentuk melalui interaksi mereka dengan lingkungannya, seperti keluarga, dimana mereka menghabiskan diri untuk belajar dan berbaur. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa kualitas pendidikan bisa menentukan kualitas suatu bangsa. Kualitas pendidikan yang unggul dipastikan mampu mencetak orang-orang cerdas dan kompeten di bidangnya. Dari pendidikan, individu dibentuk berkarakter, namun dampak globalisasi adalah membuat masyarakat melupakan pendidikan karakter sedangkan pendidikan karakter dan nilai moral merupakan pondasi bangsa yang sangat urgen, maka penting adanya pendidikan karakter sejak dini. Penanaman pendidikan karakter sejak dini dalam kehidupan menyadarkan seseorang bahwa segala sesuatu atau tindakan disutradarai Tuhan.
Pendidikan karakter diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik kearah yang lebih baik. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menerapkan materi pelajaran yang didapatkan di sekolah. Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa seharusnya dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka sama halnya dengan materi pendidikan agama Islam yang seharusnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehingga siswa dapat berkarakter religius. Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia, akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan.
Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi “positif” bukan netral. Oleh karena itu, secara luas pendidikan karakter adalah proses pembentukan nilai budaya dan karakter bangsa, dapat menerapkannya dalam kehidupan, baik sebagai siswa maupun anggota masyarakat yang produktif, kreatif, nasionalis dan religius.
Pada kenyataanya pendidikan lebih mengedepankan aspek kognitif, meskipun dalam tujuan pendidikan nasional tercantum mengenai pendidikan karakter namun kenyataannya standar kelulusan sekolah dasar dan sekolah menengah masih memberikan presentasi yang lebih banyak kepada ujian nasional dari pada hasil evaluasi menyeluruh terhadap semua mata pelajaran.
Pendidikan karakter bukanlah berupa materi yang hanya bisa dicatat dan dihafalkan serta tidak dapat dievaluasi dalam jangka waktu yang pendek, tetapi pendidikan karakter merupakan sebuah pembelajaran yang teraplikasi dalam semua kegiatan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat melalui proses pembiasaan, keteladanan, dan dilakukan secara berkesinambungan. Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan karakter ini menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan orangtua.
Untuk mencetak pendidikan yang diharapkan, perlu ada program yang mengarah pada pembinaan perilaku atau karakter yang membantu siswa memiliki moral yang baik dan memberikan pengetahuan untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak akhlak siswa. Pendidikan Agama Islam di sekolah sangat penting bagi siswa dalam memahami ajaran Islam secara lebih luas dan menyeluruh. Pendidikan Agama Islam juga bertujuan untuk menguatkan keimanan, meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam bagi siswa.
Pembentukan karakter melalui pendidikan agama Islam dapat terlaksana melalui jalur pendidikan formal maupun non-formal. Pada jalur non-formal terjadi pada lingkungan masyarakat dan keluarga, sedangkan formal terjadi di lingkungan sekolah. Negera menyiapkan lembaga untuk meningkatkan kualitias manusia melalui pendidikan, yaitu sekolah. Sementara pembentukan karakter tidak terlepas dari peran penting otang tua, guru dan masyarakat.
Melaui orang tua, siswa dapat mencontoh perilaku baik secara langsung yang biasa mereka dapat di rumah. Melalui guru, siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang apa dan bagaimana cara berbuat baik, sedangkan di masyarakat, siswa dapat menerapkan apa yang telah mereka peroleh dari orang tua dan guru.
Khusus mata pelajaran pendidikan agama Islam, sudah menjadi tuntutan bagi guru untuk membentuk karakter siswa yang bernilai religius. Salah satu usaha untuk menumbuhkan karakter religius siswa adalah dengan dengan membiasakan mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bernilai agama. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam membentuk karakter siswa yang religius tidaklah mudah, semua pihak yang terkait harus ikut mendukung dan bekerjasama. Selain itu, membangun dan membentuk karakter harus dilakukan secara berkesinambungan, tentu dengan waktu yang tidak singkat. Karakter pada seseorang tidak dapat dengan mudah diubah melainkan dengan waktu yang panjang. Pendidikan agama Islam menjadi salah satu alternative yang digunakan dalam pembentukan karakter dengan cara mengoptimalkan pembelajaran PAI.
Sebagai mata pelajaran, Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan penting dalam penyadaran nilai-nilai ajaran Islam kepada peserta didik. Muatan mata pelajaran yang mengandung nilai, moral, dan etika menempatkan Pendidikan Agama Islam pada posisi terdepan dalam pengembangan moral beragama siswa. Peran guru terkadang hanya terjebak pada fungsi mengajar, sedangkan pada fungsi mendidik tidak. padahal fungsi mengajar ada dalam salah satu fungsi mendidik. Fungsi mendidik meliputi transfer pengetahuan, sekaligus transfer nilai-nilai ke dalam diri peserta didik, baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Pendidikan Agama Islam merupakan pondasi penting dalam penanaman dan pembentukan karakter siswa di sekolah, oleh karena itu pelaksanaan strategi pembentukan karakter religius siswa melalui pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi hal yang relevan. Dalam hal ini, menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien serta penerapan di lingkungan luar kelas adalah salah satu strategi suatu pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan dan out put yang berwatak serta berkepribadian baik.
Selain menyampaikan pembelajaran mengenai pendidikan agama Islam secara teoritis, dapat pula dilakukan dengan cara melakukan berbagai kegiatan seperti, shalat berjamaah, yasinan, jumat bersih, shalat sunnah berjamaah, kegiatan amal, ujian praktek, menerapkan 4S (senyum, salam, sopan, santun), melaksanakan maulid nabi dan sebagainya.
Pendidikan agama Islam merupakan tiang dari pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini dibentuk dari materi akidah akhalak yang terdapat pada mata pelajaran PAI. Akidah membentuk karakter religius. Upaya guru adalah membentuk karakter religius melalui pendidikan agama Islam. Namun pada kenyataannya, PAI merupakan mata pelajaran yang dipandang tidak lebih penting dari mata pelajaran yang lain. Alasannya adalah karena tidak termasuk dalam standar kelulusan. Selain itu lebih banyak mengarah kepembinaan secara teoritis, sedangkan PAI baiknya dilakukan dengan praktek agar dapat diterapkan dalam kehidupan. Yang paling dasar adalah merubah pola pikir bahwa PAI tidak lebih penting dari mata pelajaran apapun. Pendidikan agama Islam mampu masuk dalam seluruh mata pelajaran. Bahkan dampaknya nyata dalam kehidupan. Dengan menerapkan materi pendidikan agama Islam maka dapat membentuk pribadi yang baik, produktif, efektif dan efisien serta dapat berguna bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.