Banjarmasin, KP – Warga Jalan Pengeran RT 12, Kelurahan Pangeran, Kecamatan Banjarmasin Utara menuntut perbaikan jembatan yang posisinya berdampingan dengan Sungai Kidaung.
Tak jauh dari jalan masuk, ada jembatan yang posisinya berdampingan dengan Sungai Kidaung, tampak rusak dan tidak terawat. Jembatan itu menghubungkan warga RT 12 dan warga RT 23.
Dari hasil pantauan di lapangan Minggu (7/11) siang, lantai aspal jembatan tersebut sudah terlihat banyak yang terkelupas.
Salah satu papan di bawah lapisan aspal juga tampak sedikit bolong. Pun demikian dengan pagar jembatan yang sudah tampak miring.
Ketua RT 12, Marsudi menjelaskan, meski lima tahun ke belalang sempat ada sedikit perbaikan, namun kondisi jembatan kembali mengalami kerusakan.
“Kalau bisa, kami inginnya ada perbaikan total,” ucapnya.
Meski rusaknya jembatan masih bisa ditoleransi untuk dilintasi, dan sejauh ini tak ada warga yang mengalami kecelakaan saat melintas. Namun Marsudi berharap ada perbaikan.
Karena siapa yang tahu, seiring dengan seringnya dilintasi, kerusakan dikhawatirkan bisa semakin bertambah.
“Tak perlu menunggu ada warga yang celaka saat melintas. Lebih cepat diperbaiki, itu lebih baik,” tekannya.
Marsudi pun lantas menjelaskan bahwa perbaikan jalan juga selalu diusulkan melalui musrenbang. Namun, tak kunjung ada perkembangan.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang (Kabid) Jembatan di Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Thomas Sigit Mugiarto, berjanji bakal meninjau ke lokasi rusaknya jembatan.
Disinggung apakah perbaikan bisa dilakukan setelah melakukan peninjauan, Thomas belum bisa memberikan kepastian.
Kendati demikian, agar tidak mengganggu keamanan pengguna jalan, pihaknya bakal mengupayakan untuk dilakukan penanganan darurat.
“Kalau sifatnya darurat, bisa memanfaatkan material bekas jembatan yang sudah kami ganti,” jelasnya.
Di sisi lain, Dinas PUPR Kota Banjarmasin juga berencana bakal mengganti jembatan yang konstruksinya terbuat dari kayu ulin, menjadi jembatan yang lebih permanen. Misalnya, dengan jembatan cor beton.
Itu, dilakukan lantaran seiring dengan banyaknya jembatan yang konstruksinya terbuat dari kayu, yang tampak rusak.
“Perencanaannya sudah disusun. Tapi untuk kepastian lokasi memang belum. Tapi yang jelas kami punya program untuk jembatan kayu ulin akan diganti jembatan yang lebih permanen,” ungkapnya.
“Total jembatan di Banjarmasin ini berjumlah 600-an unit. Ada yang beton ada yang masih kayu ulin. Yang rusak, masih kami inventarisir,” tuntasnya. (zak/K-7)