Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Harga Cabai Rawit Melonjak Lebih Mahal dari Daging

×

Harga Cabai Rawit Melonjak Lebih Mahal dari Daging

Sebarkan artikel ini
8 4klm 7
Cabai Melonjak - Harga komoditas cabai di pasar tradisional di Banjarmasin melonjak naik. Seperti harga cabai rawit yang saat ini menyentuh Rp140 hingga Rp150 ribu per kilogram. (KP/Opiq)

Harga cabai tiung yang sebelumnya Rp70 ribu, kini menjadi Rp100 ribu per kilogram. Sedangkan cabai rawit yang sebelumnya Rp100 ribu, saat ini melonjak jadi Rp140 hingga Rp150 ribu per kilogramnya, harga ini lebih mahal dari harga daging sapi dikisaran Rp120.000,-.

BANJARMASIN, KP – Intensitas curah hujan yang tinggi di sejumlah daerah penghasil cabai mengakibatkan jumlah pasokannya berkurang. Akibatnya, harga komoditas yang satu ini meroket tinggi.

Baca Koran

Kondisi ini dikeluhkan, Sidi, salah seorang pedagang cabai di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin. Diakuinya, kenaikan tersebut sudah dirasakan sejak beberapa pekan ini.

“Saya kira ini karena daerah pemasok seperti Kandangan dan Barabai sempat terendam banjir. Pasokan cabai jadi jauh berkurang, hasil panen petani tidak maksimal. Saya biasa ambil dari dua daerah itu,” tutur Sidi, Rabu (22/12).

Harga cabai tiung yang sebelumnya Rp70 ribu, kini menjadi Rp100 ribu per kilogram. Sedangkan cabai rawit yang sebelumnya Rp100 ribu, saat ini melonjak jadi Rp140 hingga Rp150 ribu per kilogramnya, harga ini lebih mahal dari harga daging sapi dikisaran Rp120.000,-.

Jenis lainnya, beber Sidi, juga melesat naik, seperti cabai taji yang kini dijual Rp100 ribu per kilogram, sebelumnya Rp65 ribu. Sedangkan cabai merah besar turun jadi Rp35 ribu dari sebelumnya yang sempat naik di harga Rp60 ribu. Adapun cabai hijau tetap stabil di harga Rp30 ribu per kilogram.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Birhasani, mengatakan harga cabai melonjak dalam kurun waktu dua pekan terakhir.

“Semua jenis cabai mengalami kenaikan, kecuali cabe hijau yang masih normal. Hal ini terjadi tidak di Kalsel saja, tapi juga secara nasional,” ujarnya, mengutip jejakrekam.com.

Setiap datang musim penghujan, kata Birhasani, akan berakibat pada rusaknya tanaman cabai. Kandungan air yang tinggimembuat cabai cepat busuk, baik saat di pohon maupun saat disimpan.

“Produksi berkurang dan suplainya ke pasar juga turun drastis. Pedagang tidak berani menyetok dalam jumlah banyak, takut rugi karena resiko cepat busuk jika disimpan dalam waktu lama,” terangnya.

Dia menambahkan, saat musim hujan ini ada beberapa daerah sentra cabai yang terendam banjir. “Tentu akan ebih memperparah berkurangnya suplai di pasaran,” imbuhnya.

Diketahui, cabai di Kalsel selain dari produk lokal, juga didatangkan dari pulau Jawa dan Sulawesi. Namun, kedua daerah tersebut juga mengalami masalah yang serupa, yaitu cuaca buruk.

“Masyarakat bisa menyiasatinya dengan memilih jenis cabai yang lebih murah agar lebih hemat,” saran Birhasani. (opq/K-1)

Baca Juga :  Harga Emas Galeri24 - UBS Stabil
Iklan
Iklan