Rasidi menuturkan, dirinya biasa mendapat pasokan cabai dari daerah Barabai, Pelaihari dan Marabahan. Namun, petani banyak yang gagal panen karena intensitas hujan cukup tinggi.
BANJARMASIN, KP – Harga semua jenis cabai di Banjarmasin terus merambat naik. Pedagang mengaku kenaikan harga lantaran kekurangan pasokan dari daerah sentra penghasil cabai, dikarenakan banyak petani yang gagal panen akibat cuaca buruk.
Pedagang juga memprediksi harga akan terus mengalami kenaikan hingga sepekan sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru, karena biasanya permintaan akan semakin meningkat.
Seorang pedagang di Pasar Sentra Antasari, Rasidi, mengaku kenaikan harga cabai mulai terjadi sejak setengah bulan yang lalu.
“Kira-kira sudah mulai 15 hari yang lalu harga mulai naik, karena daerah penghasil cabai di wilayah Kalimantan Selatan banyak yang kebanjiran,” ujarnya kepada Kalimantan Post, Senin (13/12).
Rasidi menuturkan, dirinya biasa mendapat pasokan cabai dari daerah Barabai, Pelaihari dan Marabahan. Namun, petani banyak yang gagal panen karena intensitas hujan cukup tinggi.
“Cabai rawit saya dapat dari Marabahan, cabai tiung tanjung dari Barabai, kalau cabai taji dari Pelaihari. Cuman lagi banjir di sana, jadi pasokan berkurang,” ungkapnya
Rasidi menjelaskan, kenaikan harga cabai hampir mencapai 30 hingga 50 persen. Seperti, cabai rawit yang mengalami kenaikan Rp 30.000 per Kilogram (Kg).
“Cabai rawit ini sebelumnya Rp70.000, sekarang naik jadi Rp110.000,” katanya.
Begitu juga dengan jenis cabai lainnya yang juga melonjak naik, misalnya cabai tiung tanjung dari sebelumnya Rp70.000 naik menjadi Rp95.000, cabai tiung kecil dari Rp70.000 naik jadi Rp90.000, tiung mentah saat ini Rp50.000 sebelumnya Rp30.000.
Sedangkan cabai taji yang sebelumnya Rp65.000 sekarang harganya Rp100.000.
Cabai merah besar dari Rp40.000 naik menjadi Rp60.000, cabai hijau besar naik dari Rp20.000 menjadi Rp35.000 dan cabai keriting yang sebelumnya Rp40.000 naik jadi Rp60.000.
Pedagang lainnya, Purwati mengatakan hal yang sama. Setiap kali memasuki musim penghujan, harga komoditas cabai akan mengalami lonjakan harga.
“Tiap tahun seperti itu, terutama saat musim hujan dan menjelang Natal dan Tahun Baru. Kita jadi serba salah juga, mau tidak mau menaikkan harga, karena harga sudah naik lebih dulu,” jelasnya.
Saat ini, menurut Purwati, kebanyakan konsumen khususnya pedagang makanan, membeli cabai dicampur antara yang mahal dengan yang lebih murah. Atau membeli seadanya saja.
“Terpaksa seperti itu, pelanggan juga berhemat agar tidak rugi jualan makanan,” ucapnya.
Ia menambahkan, pedagang akan sulit mendapatkan pasokan cabai di saat petani mengalami gagal panen.
Selain itu, menurutnya harga cabai akan terus mengalami kenaikan hingga sepekan sebelum Natal. “Mungkin akan naik terus hingga seminggu mau natalan,” katanya lagi.
Namun, lanjut Purwati, sebenarnya harga cabai dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan. Bukan faktor cuaca atau momentum hari besar keagamaan.
“Pernah kok, saat musim hujan dan mendekati natal atau tahun baru harga cabai tetap murah, karena saat itu pasokan sedang banyak-banyaknya,” imbuhnya. (opq/K-1)