Banjarmasin, KP – Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan prospek pemulihan ekonomi perlu ditopang dengan basis pertumbuhan yang sehat, salah satunya transformasi ekonomi guna mendukung target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4% hingga 6% pada tahun 2022.
Karena setiap krisis menghasilkan penderitaan. Tapi krisis juga menjadi pengingat, memberi pelajaran agar kita menjadi lebih siap dan kuat. Meski langkah ke depan menghadapi banyak tantangan, saya mengajak Bapak dan Ibu untuk tetap optimis karena perubahan memberikan peluang bagi siapa yang optimis, sigap dan cekatan.
“Secara global, pasca pandemi setelah kondisi sudah pulih akan ada peta baru. Peta politik, peta ekonomi, peta bisnis, peta keuangan yang akan mempengaruhi pergerakan arus barang dan jasa serta arus modal,’katanya pada Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam acara “Webinar Ekonomi Kalimantan 2022, Menakar Peluang Investasi di Kalimantan, Rabu (08/12/2021).
Webinar yang menghadirikan pembicara Ir H Roy Rizali Anwar Sekda Provinsi Kalsel, Amanlison Sembiring Kepala Perwakilan BI Kalsel, Puguh Harjanto Kepala DPMPTSP Prov Kaltim, Moris Nuaimi Direktur Perencanaan Infrastruktur Kementerian Investasi, Hendri Saparini Ekonom CORE Indonesia, juga dipandu Budiawan Sidik Peneliti Litbang Kompas.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi diharapkan banyak ditopang investasi, di mana Pemerintah menargetkan nilai investasi Rp 5.891,4 triliun s.d. Rp 5.931,8 triliun yang akan dipenuhi mayoritas dari investasi swasta (atau sebesar 83%) baik dari dalam maupun luar negeri, serta sebagian kecil sisanya dipenuhi oleh investasi BUMN dan investasi pemerintah.
Sedangkan peluang investasi yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, yaitu green energy sebagai sumber energi baru ke depan. Hal ini berkaitan dengan sebuah pola perekonomian yang mengutamakan kelestarian bumi atau dapat disebut juga dengan Green Economy.
Selain itu, letak Indonesia yang dilalui ring of fire memberikan potensi sumber energi terbarukan yang bersumber dari geothermal yang mencapai sekitar 40% dari total sumber energi geothermal dunia atau sekitar 23,76 gigawatt (GW), berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat dengan potensi terbesar mencapai 30 GW.
Tidak kalah potensial, sebanyak 65 bendungan baru yang telah dibangun selama kurun waktu 6 tahun terakhir menyimpan potensi sumber energi terbarukan hydropower. Perlu kita sadari bersama bahwa pembangunan sentra ekonomi di luar Jawa sering kali terkendala oleh akses listrik yang tidak mencukupi baik untuk pembangunan pabrik maupun operasionalisasi pabrik tersebut
Perekonomian yang membaik tersebut tidak terlepas dari dampak positif pengelolaan makroekonomi yang disiplin serta berorientasi ke depan. Kebijakan fiskal terlihat solid, ditandai dengan defisit APBN yang sehat dan terarah untuk pemenuhan kualitas belanja pemerintah. Kebijakan moneter juga konsisten ditempuh
Tidak dapat dipungkiri untuk pertama kalinya sejak Great Depression di tahun 1930-an, negara maju maupun negara-negara berkembang tengah menghadapi krisis yang bersamaan, dengan respons kebijakan yang juga hampir sama.
Meski demikian, di tengah tantangan dan ketidakpastian, kita bersyukur bahwa telah terjadi sinergi yang erat antar elemen di pemerintah, khususnya di bawah koordinasi KSSK telah berjalan dengan optimal untuk menanggulangi dampak lebih lanjut dari pandemi terhadap pertumbuhan ekonomi. (vin/K-1)