Banjarmasin, KP – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (KPwBI Kalsel), Amanlison Sembiring menyampaikan bahwa investasi merupakan indikator paling akurat dan jangkar ekonomi tempat melabuhkan masa depan.
“Sektor yang mendapat investasi terbesar, adalah sektor yang niscaya akan tumbuh di masa depan. Saat ini adalah momentum bersejarah di mana akan terjadi perubahan lanskap ekonomi yang tidak mungkin dielakkan,” ujarnya, ketika ia mengikuti Bank Indonesia menggelar webinar yang mengangkat tema “Ekonomi Kalimantan 2022: Menakar Peluang Investasi di Kalimantan“, Rabu (8/12).
Webinar yang dilaksanakan via zoom tersebut diikuti oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, Menteri PPN / Kepala Bappenas yang diwakili oleh Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti.
Lebih dikatakan, perubahan iklim sudah di depan mata dan menjadi ancaman besar bagi setiap penduduk bumi. Kalimantan Selatan di awal tahun 2021 mendapat musibah banjir besar, untuk pertama kali selama 50 tahun terakhir, diikuti oleh provinsi lainnya di Kalimantan di bulan lalu.
Amanlison menambahkan, iklim yang tidak menentu akibat dari pemanasan global menyebabkan satu daerah mengalami krisis air, sedangkan di daerah lain mengalami curah hujan yang sangat tinggi.
“Oleh karena itu, semua bangsa, termasuk Indonesia, sudah bersepakat untuk berkolaborasi mencegah terjadinya bencana yang lebih besar. Untuk itu, sekarang adalah momentum yang tepat untuk membuat kebijakan investasi yang lebih bersahabat terhadap alam,” tandasnya.
Dikatakan Amanlison, ekonomi Kalimantan sudah tumbuh positif sejak triwulan II 2021 dan diprakirakan terus tumbuh sepanjang tahun 2021.
“Pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh mobilitas dan aktivitas yang membaik pasca pelonggaran PPKM, kinerja ekspor yang membaik dibandingkan 2020, dan prospek investasi yang lebih baik seiring confidence level perusahaan atau korporasi yang mulai meningkat,” bebernya.
Selain itu, lanjutnya, perbaikan ekonomi Kalimantan ini juga didorong oleh aktivitas investasi yang meningkat. Kinerja investasi di Kalimantan masih melanjutkan tren perbaikan seiring dengan pemulihan ekonomi dan telah melebihi pertumbuhan sebelum pandemi. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh realisasi PMA yang meningkat, di tengah aktivitas PMDN yang masih tertahan.
“Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan realisasi investasi tertinggi, baik PMA maupun PMDN, sejalan dengan proyek investasi multiyears yang terus berjalan, seperti RDMP V Balikpapan dan Proyek Coal to Methanol,” ungkapnya.
Kondisi ini lebih lanjut akan mendorong target investasi yang lebih tinggi di tahun 2022, yaitu sebesar Rp82,18 triliun atau meningkat 8,25% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, tambah Amanlison, saat ini Bank Indonesia bersama pemerintah provinsi Kalimantan Selatan sudah membentuk tim Investment, Trade, and Tourism Relation Unit Kalsel, sebagai bagian dari implementasi RIRU Intan Kalsel, yang akan melakukan kurasi terhadap potensi investasi di Kalimantan Selatan. (opq/K-1)