Banjarmasin, KP – Mencari pasangan hidup dengan cara ta’aruf belakangan ini sedang hits dan menjadi impian bagi sebagian kalangan wanita muda di Banjarmasin.
Disisi lain, tak sedikit juga ada yang masih memandang sebelah mata cara mendapatkan jodoh dengan cara yang dianjurkan oleh agama Islam tersebut.
Namun di film yang berjudul ‘Ibnu-Silah’, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina berani membuka keistimewaan dari ta’aruf tersebut untuk mencari pasangan hidup.
“Kami adalah model sepasang suami-istri yang dipertemukan melalui proses ta’aruf, dan berpacaran setelah menikah,” ungkapnya usai pemutaran film pendek berdurasi sekitar 26 menit tersebut, Rabu (5/1) siang.
Ia berharap film yang digarap oleh para sineas muda di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini bisa menjadi inspirasi bagi kaula muda dalam menjalani hidup.
“Bahwa dengan proses ta’aruf pun pernikahan bisa bertahan hingga berjalan selama 19 tahun. Insyaallah atas doa buhan pian semua keluarga beserta keempat anak kami bisa terus bahagia sampai sekarang,” ungkapnya.
Kisah pertemuan Ibnu Sina dan sang istri Siti Wasilah difilmkan dan diputar di dua lokasi terpisah, yakni Kota Cinema Mall (KCM), dan Studio XXI di Duta Mall Banjarmasin, pada Rabu (5/1) pagi,
Ibnu terlihat sangat bahagia setelah menonton langsung film yang mengisahkan perjalanan hidupnya saat bertemu dengan istri tercintanya tersebut.
Ia mengaku bangga dengan kreatifitas anak muda banua yang sudah menuangkan sepenggal kisahnya dalam sebuah film pendek.
“Ini apresiasi bagi ruang budaya, sebuah kemajuan ekonomi kreatif di Kota Banjarmasin. Khususnya dalam bidang cinematography. Silakan semua berkreasi, meski di tengah pandemi kita harus tetap produktif,” lanjutnya
“Kemampuan mereka, termasuk aktor cukup memukau. Ini jadi kado ulang tahun saya. Dan jangan pernah berhenti untuk mengejar cita-cita,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai proses pembuatan film, Ibnu menjelaskan bahwa setidaknya memakan waktu satu minggu untuk proses syuting.
Namun, untuk pengumpulan data dan lain sebagainya, membutuhkan waktu produksi selama enam bulan.
“Sebetulnya ditayangkan pas hari ulang tahun. Tapi karena ada kesibukan, jadi ditunda ke hari ini. Untuk biayanya penggarapan film ini tidak besar. Sekitar sepuluh juta. Memakai dana pribadi,” tutupnya
Film yang menjadi kado ulang tahun orang nomor satu di Bumi Kayuh Baimbai ini mengisahkan awal mula pertemuan Ibnu Sina dengan Siti Wasilah.
Disana diceritakan pada tahun 1995, Ibnu Sina muda ditunjuk seorang dosen mengawasi praktik mahasiswa di laboratorium kesehatan, Fakultas Kedokteran di Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Di situ lah, Ibnu pertama kalinya tak sengaja bertemu dengan Siti Wasilah. Ketika keduanya sama-sama menoleh.
Namun, jauh sebelum itu terjadi, Ibnu sudah lebih dahulu mendengar nama perempuan yang kini menjadi pendampingnya itu.
Disisi lain, Siti Wasilah yang dalam film tersebut memiliki sapaan Silah itu adalah seorang mahasiswi berprestasi.
Ia selalu meraih nilai sempurna ketika melaksanakan tugas di kampusnya. Yang tidak kalah penting, Silah juga sosok perempuan yang mandiri.
Bagaimana tidak, sembari menempuh pendidikan di perguruan tinggi, Silah bekerja sebagai penjual kue, dan kitab agama.
Seakan memang sudah digariskan berjodoh, Silah biasa mengambil kue dagangan dan kitab agama yang bakal dijual, di rumah ustaz yang tak lain adalah guru agama Ibnu.
Seiring berjalannya waktu, di tahun 1999, Ibnu diketahui aktif mengisi ceramah agama. Baik di lingkungan kampus hingga tempat ibadah.
Di situ lah, sang guru agama Ibnu menilai, bahwa Ibnu sudah mapan. Dan sudah waktunya memiliki seorang pendamping. Sang ustaz juga bersedia mencarikan pendamping untuk Ibnu.
Singkat cerita, proses taaruf berlangsung. Ibnu tampak menyembunyikan kebahagiaannya ketika menerima biodata calon pendamping dari sang ustaz.
Bagaimana tidak, dalam biodata, tertulis nama Siti Wasilah. Dan Ibnu pun setuju agar proses taaruf dilanjutkan.
Namun, sungguh malang, gayung belum bersambut. Kepada sang ustaz, Silah mengaku belum siap untuk berkeluarga. Alasannya, karena masih ada cita-cita yang ingin dicapai.
Mulai dari menyelesaikan pendidikan, mengajar dan sebagainya.
Jawaban Silah itu disampaikan pula oleh sang ustadz kepada Ibnu. Dengan keteguhan dan keyakinannya, Ibnu rupanya bersedia menunggu hingga Silah betul-betul siap.
Hingga akhirnya, tepat di tahun 2002, Silah pun menerima pinangan Ibnu. Keduanya pun menikah, dan hingga kini keduanya diberkahi dengan empat anak laki-laki.
Film pun selesai, ditutup dengan cuplikan ucapan ulang tahun dari berbagai kalangan. Dari keluarga, warga, hingga kalangan pejabat. (Zak/KPO-1)