Banjarmasin, KP – Kondisi titian kayu yang jadi akses utama bagi warga Teluk Ujung Benteng, Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan sangat memprihatinkan.
Pasalnya, satu-satunya akses yang digunakan warga dalam beraktivitas sehari-hari di pulau kecil terujung Kota Banjarmasin yang sekarang bernama Pukau Bromo itu banyak yang rusak.
Kerusakan hanya diperbaiki dengan cara tambal sulam memakai biaya swadaya dari masyarakat. Namun akses titian Pulau Bromo hingga kini tak kunjung diperbaiki.
Ketika Kalimantan Post memantau ke lokasi, di atas titian kayu yang lantainya tambal sulam itu, awak media dihampiri oleh seorang lansia bernama Rasidi.
Melihat wartawan yang sibuk memotret, ia pun menghampiri
“Jadi, kapan rencana titian ini diperbaik. Sudah sering rasanya perbaikan kami usulkan. Tapi, sampai sekarang tak ada tanda-tandanya,” tanya lelaki yang menjabat sebagai Sekretaris RT 6, Pulau Bromo, itu.
Ia merasa warga Pulau Bromo seakan dianaktirikan, pasalnya dibeberkan Rasidi sudah tak terhitung lagi anak-anak maupun orang dewasa yang terperosok di titian yang menjadi akses utama warga itu.
“Saya dengar, titian di kawasan Kelurahan Mantuil lainnya tahun ini mulai mendapatkan bantuan perbaikan. Tentu senang sekali mendengarnya,” ungkapnya.
“Tapi, bagaimana dengan di sini? Kami tidak meminta yang muluk-muluk. Mau desain seperti apa pun, kami terima. Asalkan pemerintah memperbaiki,” keluh Rasidi.
Disamping itu, pemko melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, sebenarnya pernah melakukan perbaikan akses titian Pulau Bromo. Tepatnya, pada Tahun 2017 lalu.
“Tapi masih ada sekitar artinya, masih ada sekitar lebih 800 meter lagi yang belum tersentuh bantuan. Semoga saja bisa diselesaikan secepatnya,” tutupnya.
Informasi pernah adanya perbaikan itu, sebelumnya juga dibenarkan oleh Kabid Jalan di Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Chandra.
Dijelaskan Chandra, dari total panjang keseluruhan titian yakni 1.500 meter, yang dikerjakan baru sepanjang 480 meter. Dengan lebar 2 meter.
Titian dibangun dengan bahan beton. Tampak sangat kokoh. Ada pun dana yang digelontorkan saat itu, Rp3,8 miliar.
Namun, setelah itu, pengerjaan tak kunjung dilanjutkan, lantaran menurut Chandra, titian yang masih tersisa itu masih dianggap bagus. (Zak/KPO-1)
