Banjarmasin, KP – Pasar Jammur (Jamaah Makmur) yang digelar saban hari Minggu dan Rabu pagi ini merupakan program baru dari lazismu (layanan amil zakat infaq sadaqah Muhammadiyah) Al Jihad dalam upaya memberdayakan potensi UMKM, khususnya jamaah Masjid Al Jihad Banjarmasin.
Menurut Kepala Kantor lazismu Al Jihad, Syahriadi Ilmi, tujuan utama diadakannya Pasar Jammur ini adalah untuk memakmurkan masjid dan para jamaahnya.
“Program ini diinisiasi oleh kantor lazismu Masjid Al Jihad, dengan mengelola dana infaq yang dikeluarkan dalam bentuk program pemberdayaan UMKM. Nah, dalam hal ini bentuknya berupa pasar,” ujar Ilmi, sapaan akrabnya, Minggu (23/1).
Pasar Jammur yang berlokasi di Jalan Cempaka I Banjarmasin ini, ungkap Ilmi, pertama kali dilaksanakan pada pertengahan bulan Desember tahun lalu, tepatnya mulai 12 Desember 2021. Sejak saat itu hingga saat ini, terjadi pertumbuhan signifikan baik dari jumlah pedagang maupun pembelinya.
“Kita gelar setiap hari Ahad pagi, setelah kajian subuh atau sekitar pukul 06.00 Wita, dan pada hari Rabu setelah kajian khusus muslimah, mulai jam 9.30 Wita sampai 10.30 Wita. Jadi, dalam sepekan 2 kali dilaksanakan,” terangnya.
Ilmi juga menekankan, bahwa sumber dana voucher lazismu ini berasal dari dana infaq yang disalurkan jamaah, bukan dari zakat jamaah.
“Konsepnya kita kelola dana infaq tersebut menjadi voucher belanja senilai Rp5 ribu yang kemudian dibagikan kepada jamaah Masjid Al Jihad,” imbuhnya.
Dalam program ini, setiap jamaah yang salat subuh di Masjid Al Jihad pada hari Ahad akan menerima satu voucher belanja. Begitu pula pada hari Rabu, usai kajian muslimah, jamaah juga akan mendapatkan satu voucher belanja.
Dikatakan Ilmi, ada tiga sisi manfaat dengan adanya pasar lazismu Al Jihad ini, yakni : membantu meringankan beban harga barang melalui voucher lazismu, membantu pedagang agar barangnya laku terjual habis dengan diskon voucher, dan membantu jamaah yang ingin berinfaq agar harga barang lebih ringan dan pemberdayaan UMKM.
“Tujuan lainnya, kita menginginkan jamaah agar salat subuh berjamaah di masjid Al Jihad. Selain itu, ingin membantu jamaah untuk meningkatkan daya beli di tengah harga kebutuhan yang semakin tinggi. Dan tentunya, juga untuk membantu para pedagang.
Rerata para pedagang, lanjut Ilmi, merupakan jamaah Masjid Al Jihad sendiri, namun tak menutup kesempatan bagi pelaku UMKM lainnya yang ingin ambil bagian.
“Ada juga pedagang di luar jamaah Al Jihad, seperti jamaah masjid keliling lainnya. Untuk saat ini, ada sekitar 34 pedagang yang berjualan dari 60an yang sudah terdaftar,” rincinya.
Hanya saja, ada sedikit kendala lazismu dalam menggelar Pasar Jammur ini, yakni kurangnya meja yang digunakan pedagang untuk jualan. Apalagi, jumlah pedagang yang terus bertambah setiap pekannya.
“Awalnya kami pinjami meja untuk pedagang agar mereka tidak repot. Tapi ternyata sambutannya cukup antusias, hingga mencapai 63 pedagang saat ini. Karena kekurangan meja, maka kami sarankan mereka untuk membawa atau membeli meja sendiri.
Jika ada pedagang yang ingin membeli mejanya, akan kami bantu fasilitasi dan kita samasekali tidak mengambil untung,” tandasnya.
Di sisi lain, Ilmi juga mengajak pihak eksternal untuk bersama-sama memajukan UMKM dan membangkitkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Ia menambahkan, lazismu juga tidak membatasi jumlah pedagang yang ingin berpartisipasi. Namun, akan dilakukan evaluasi berkelanjutan agar rasio antara jumlah pedagang dan jumlah jamaah seimbang.
“Misal, kalau pedagangnya ada 100 orang, sementara jamaahnya sedikit, tentu saja tidak akan sebanding,” sebut Ilmi.
Saat ini, lazismu Al Jihad tengah melakukan inovasi untuk meningkatkan jumlah pembeli. Di mana pembeli bukan hanya jamaah masjid, tapi juga siswa dan orangtuanya, termasuk para guru di SD Muhammadiyah 8/10, SMP dan SMK Muhammadiyah yang lokasinya berdekatan dengan Masjid Al Jihad.
“Ini agar rasionya berimbang antara pedagang dan pembeli.
Awalnya, Lazismu Al Jihad hanya membagikan sekitar 600 voucher. Namun, saat ini sudah hampir mencapai 1.000 voucher untuk para jamaah,” jelasnya.
“Alhamdulillah, dari jumlah tersebut, sekitar 90 persen voucher yang terserap atau digunakan jamaah,” tambahnya.
Ilmi membeberkan, untuk perputaran uang dari transaksi yang terjadi setiap hari Ahad dan Rabu, rerata mencapai Rp10 juta sampai Rp15 juta. Terjadi peningkatan dibandingkan sebelumnya yang selalu di bawah angka Rp10 juta. (opq/K-1)