Amuntai, KP – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) akan membahas metode pembelajaran bagi siswa yang tidak ingin divaksin agar bisa mengikuti proses pembelajaran tatap muka.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan PLT Disdik Hsu Hadi Ilham saat melakukan dialog interaktif yang dilaksanakan oleh dinas komunikasi dan Informatika diskominfo Hsu belum lama tadi.
Ahadi Ilhami, menegaskan siswa yang belum divaksin Covid-19, tetap diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTM) di sekolah dengan syarat dan ketentuan.
Ilhami, mengatakan bagi orang tua yang tidak mau anaknya divaksin akan diberi waktu 2-3 hari untuk memutuskan untuk kesediaannya mengikuti vaksinasi Covid-19.
“Kita tunggu sampai 2-3 hari, apakah mereka mau mengikuti vaksinasi ataupun tidak,” ucap Ilhami saat Dialog Interaktif secara virtual di Mess Negara Dipa, Sabtu (5/2/2022) malam.
Ia menjelaskan, pemberian waktu tersebut dilakukan Disdik mengingat masih banyak orang tua yang takut anaknya diberikan vaksin.
Dengan memberikan waktu kepada orang tua untuk memutuskan anaknya divaksin atapun tidak, menurutnya, bisa memberi keyakinan kepada orang tua bahwa vaksinasi aman untuk anak.
“Jadi beberapa saat kedepan (siswa) yang sudah vaksin ini tidak terjadi apa-apa, mungkin akan segera mengikuti vaksinasi yang lain,” tuturnya.
Sementara bagi orang tua yang tetap tidak memberikan ijin anaknya untuk divaksinasi. Ilhami mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi jenis metode pembelajaran yang akan digunakan kepada anak tidak divaksin Covid-19 agar tetap bersekolah.
“Nanti, kami akan memutuskan jenis apa metode pembelajaraanya yang tidak melaksanakan vaksinasi,” Katanya.
Kendati demikian, ia juga tetap menghimbau kepada seluruh masyarakat agar ikut membantu pemerintah mensukseskan program vaksinasi, lebih khusus program vaksinasi anak usia 6-11 tahun, guna memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 varian Omicron.
Senada dengan itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan HSU, Masbudianto, mengatakan untuk sejauh ini masih belum ada laporan, terkait anak yang mengikuti vaksinasi mengalalami efek gejala berat ataupun hingga meninggal dunia.
“Ini sebenarnya mungkin yang sangat tidak kita harapkan. Selama ini khususnya di HSU belum ada kejadian seperti ini (gejala berat/meninggal dunia),” kata Masbudianto.
Lebih lanjut, Masbudianto mengatakan, apabila memang terjadi yang mengalami dampak efek reaksi gejala berat hingga meninggal dunia akibat vaksinasi, pihaknya memastikan pemerintah akan bertanggung jawab. (nov/K-6)