Banjarmasin, KP – Banyaknya temuan siswa di Banjarmasin yang terkonfirmasi positif covid-19 menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua siswa.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto menerangkan, bahwa pihaknya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) perihal antisipasi lonjakan covid-19 pada penyelenggaraan PTM semester genap tahun ajaran 2021/2022.
Menurutnya, jika memang orangtua merasa takut atau ragu dengan pelaksanaan PTM saat kondisi sekarang, maka si anak dipersilahkan untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Semuanya bisa dipertimbangkan. Kalau dalam aturan itu 5 persen dari jumlah komunitas. Tapi kalau takut atau ragu silahkan PJJ. Gampang saja,” ungkapnya, saat dihubungi awak media melalui sambungan telepon, Kamis (03/1) siang.
Totok juga mengaku, belum menerima laporan hasil uji sampel swab antigen yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) ke sejumlah sekolah.
Pasalnya, dari pengambilan swab antigen secara acak yang dilakukan di beberapa sekolah, diantaranya di SMPN 28, SMPN 20, MA Siti Mariam, SMP Santa Maria, SMA Don Bosco.
Hasilnya, dari total 74 sampling yang dilakukan terdampar 10 persen yang terpapar covid-19. Sampling dilakukan kepada 5-20 siswa, termasuk guru.
“Kita belum menerima laporan dari Dinkes,” imbuhnya.
Disisi lain, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 7 Tahun 2022, Kota Banjarmasin berada pada status PPKM level II.
Kemudian, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) juga menerbitkan SE Nomor 2 Tahun 2022, tentang Diskresi Pelaksanaan Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
Dalam SE yang ditandatangani Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim tersebut, dituangkan bahwa PTM terbatas 50 persen dapat dilakukan di daerah yang menerapkan PPKM level II.
Menanggapi SE tersebut, Totok mengaku akan mempelajarinya dan dijadikan pedoman ke depan.
Mengingat diketahui saat ini, PTM di Banjarmasin dilaksanakan secara penuh.
“Nanti dipelajari. Dijadikan pedoman kedepan,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, berdasarkan SE yang diterbitkan tertanggal 2 Februari 2022 itu, dijelaskan empat poin antisipasi lonjakan covid-19 pada penyelenggaraan PTM semester genap tahun pelajaran 2021/2022.
Pertama, penguatan pelaksanaan protokol kesehatan pada pelaksanaan PTM di sekolah.
Kedua, pihak sekolah segera berkoordinasi dengan Faskes/puskesmas terdekat jika ada siswa yang mengalami gejala covid-19.
Ketiga, memberlakukan PJJ bagi siswa yang terkonfirmasi positif covid-19, sampai dinyatakan layak kembali melaksanakan PTM.
Keempat, membuka kembali opsi layanan PJJ bagi orangtua yang memerlukan layanan tersebut.
Sebelumnya, Warga KS Tubun, Banjarmasin Selatan, Husniyati, mengaku cukup khawatir dengan kondisi penularan Covid-19 sekarang ini.
Terlebih kedua orang anaknya yang masing-masing duduk di kelas 1 SD dan 7 SMP sedang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
“Cukup takut juga dengar kabar akhir-akhir ini banyak siswa yang positif covid-19. Semoga pemerintah bisa segera menanggulanginya,” ucapnya.
“Kalau mau di PJJ kan lagi silahkan saja. Kita ikut gimana baiknya saja. Yang penting siswa belajar dengan aman,” tuntasnya. (Kin/KPO-1)