Banjarmasin, KP – Hingga kini taman satwa atau Kebun Binatang Mini (KBM) milik Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin belum juga dibuka untuk bisa dinikmati masyarakat.
Pasalnya, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin memang belum kembali membuka secara resmi taman edukasi alam yang Jahri Saleh untuk umum.
Kendati demikian, dinas terkait juga tak bisa melarang, bila ada warga yang sesekali berkunjung ke tempat yang memiliki lumayan banyak satwa tersebut.
Karena itu, Kepala DKP3 Banjarmasin, M Makhmud mengaku, pihaknya hanya bisa mengimbau agar warga sebaiknya menahan diri mengunjungi kawasan tersebut.
Bukan tanpa alasan. Hal itu dikarenakan masih terjadinya penularan Covid-19 yang akhir-akhir ini kembali massif di Bumi Kayuh Baimbai ini.
Kendati demikian, Makhmud mengaku, bahwa keinginan untuk membuka secara resmi kawasan itu memang sempat ada.
Namun, melihat kondisi pandemi saat ini, niat itu pun terpaksa diurungkan. Pihaknya, mengaku tak berani mengambil risiko.
“Secara resmi, kami belum membuka kawasan itu. kami menunggu arahan dari pimpinan. Atau, melihat bagaimana perkembangan situasi pandemi dan berkaca pada instruksi pemerintah pusat,” ucapnya saat ditemui awak media.
Namun, Mahmud menuturkan, bagi masyarakat yang ngotot ingin berkunjung, pihaknya tidak bisa melarang. Dengan catatan, bahwa pengunjung yang datang merupakan warga yang berasal dari luar Kota Banjarmasin.
Namun ditekankannya, bahwa pihaknya, sekali lagi, secara resmi belum membuka kembali kawasan itu.
“Kami menghindari adanya kerumunan masyarakat,” tekannya.
Lantas, apa yang kini dilakukan pihaknya?
Sejauh ini, Makhmud mengaku bersiap pada penambahan satwa serta pemeliharaan sarana prasarana yang ada. Misalnya, melakukan pembersihan kandang rutin hingga perawatan.
“Sedangkan untuk pembenahan ragam fasilitas yang misalnya mengalami kerusakan, belum dianggarkan secara khusus,” imbuhnya.
“Kecuali, bila memang itu diperlukan. Mungkin menunggu di anggaran perubahan. Karena sifatnya, pembenahan dilakukan secara menyeluruh,” tambahan Makhmud.
Ia beralasan bahwa hal tersebut dilakukan lantaran dengan melihat efisiensi dari pembenahan yang akan dilakukan.
“Kami memperhitungkan dari segi efisiensi. Kalau nekat dibenahi di tengah pandemi, jadinya tak bisa dinikmati, kan,” tegasnya.
“Yang kami anggarkan ini, anggaran pemeliharaan, upah pegawai di sana, lalu penambahan satwa,” tekan Makhmud.
Ya, Makhmud mengaku, selain terus melakukan pemeliharaan kawasan berikut satwa di dalamnya, pihaknya juga diketahui menambah sejumlah satwa.
“Ada jenis burung, hingga primata lainnya. Saat ini sedang dalam proses,” tutupnya tanpa mau merincikan satwa apa saja yang bakal ditambahkan itu. (Kin/KPO-1)