Banjarmasin, KP – PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga gas LPG nonsubsidi mulai hari Minggu (27/2) kemarin. Harga baru ini berlaku untuk LPG Bright Gas 5,5 kg, Bright Gas 12 kg, dan Elpiji 12 kg. Sementara harga LPG 3 kg yang disubsidi tidak mengalami kenaikan.
Ini merupakan kenaikan gas LPG nonsubsidi yang kedua kali dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, Pertamina menaikkan harga pada 25 Desember 2021 lalu.
Menyikapi itu, Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalimantan Selatan (Kalsel), menyampaikan, jika kenaikan ini mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas global.
“Kenaikan ini kan mengikuti naiknya harga Contract Price Aramco (CPA) dunia. Dan kita sebagai penyalur selalu siap untuk mendistribusikannya ke masyarakat,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Hiswana Migas Kalsel, Hj. Syarifah Rugayah, saat ditemui di kantornya di kawasan Jalan Belitung Darat, Selasa (1/3) sore.
Dikatakannya, saat ini untuk harga LPG 5,5 Kg adalah Rp 94.000, sebelumnya Rp 82.000. Sedangkan LPG 12 Kg yang sebelumnya Rp 173.000 sekarang Rp 197.000. Jadi presentasi kenaikannya sekitar 7 persen.
“Tapi, yang perlu digarisbawahi, gas 5,5 Kg dan 12 Kg ini peruntukkannya adalah bagi warga yang mampu,” ujar Syarifah, didampingi wakil ketua Hj. Muliana Yuniar dan sekretaris HM. Irfani.
Di sisi lain, Syarifah Rugayah yang juga Anggota Komisi IV DPRD Kalsel ini mengkhawatirkan, adanya disparitas harga yang cukup jauh akan memantik reaksi masyarakat mampu akan berpindah ke tabung 3 Kg.
“Itu menjadi kekhawatiran kita. Tapi, mudah-mudahan ini tidak terjadi. Masyarakat harus memahami bahwa LPG 3 Kg ini khusus bagi masyarakat tidak mampu,” ungkapnya.
Menurut Syarifah, kenaikan harga LPG nonsubsidi ini di Indonesia terbilang sedikit jika dibandingkan dengan negara lain.
“Untuk ASEAN sendiri, kenaikan LPG nonsubsidi di Indonesia paling terendah nilainya,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Hiswana Migas Kalsel, HM. Irfani, menjamin persediaan LPG di Kalsel, baik gas subsidi maupun nonsubsidi sangat aman hingga Ramadhan nanti.
“Kita dilayani empat unit kapal tanker. Bahkan beberapa hari belakangan ini, LPG yang ada harus habis disalurkan dulu, baru bisa bongkar dan masuk stok baru, karena kelebihan stok,” jelasnya.
“Dalam kondisi normal, tiga kapal tanker pun sudah cukup, apalagi ada tambahan satu kapal tanker lagi,” tambahnya.
Irfani membeberkan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya dari Depo Pertamina, bahwa saat ini ada stok sebanyak 900 metrik ton.
Kemudian, baru-baru ini ada lagi bongkar 700 dan 800 metrik ton, jadi lebih 2.000 metrik ton.
“InsyaAllah persediaan kita aman. Nanti datang lagi secara berkala untuk didistribusikan kembali. Boleh dibilang stok kita melimpah,” terangnya.
Menurut Irfani, Kebutuhan LPG nonsubsidi se-Kalsel sekitar 5.000 tabung per hari. Sedangkan kebutuhan LPG subsidi se-Kalsel sebanyak 92.000 tabung per hari.
Pada kesempatan itu, Hiswana Migas Kalsel mengimbau kepada masyarakat mampu, rumah makan atau warung makan yang biasanya menggunakan LPG 5 Kg dan 12 Kg diharapkan tidak berpindah ke tabung 3 Kg.
“Kemudian juga, bagi masyarakat kurang mampu agar selalu membeli di pangkalan dengan harga resmi Rp 17.500. Kepada pangkalan juga kami harap melayani warga yang pakai kupon atau kartu yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah masing-masing,” pungkas Irfani. (Opq/K-1)