Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Ekonomi

Minyak Goreng Masih Langka dan Mahal

×

Minyak Goreng Masih Langka dan Mahal

Sebarkan artikel ini
8 4klm 3
LANGKA - Minyak goreng sulit dicari alias langka di pasaran. Kalau pun ada, harganya sudah jauh di atas harga normal, rak rak di toko ritel tampak kosong, kalaupun ada cepat diserbut warga. (KP/Opiq)

“Di operasi pasar murah, harga minyak goreng jauh selisihnya dibandingkan beli di pasaran. Bisa sampai Rp 10.000 bedanya. Tapi, pembelian dibatasi maksimal 2 liter. Harganya Rp 27.000 atau Rp 28.000 saja. Kalau di pasaran bisa sampai Rp 38.000,” imbuh Asni.

BANJARMASIN, KP – Pedagang kuliner mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng di pasar tradisional. Kalau pun ada, harganya sudah jauh di atas harga normal.

Baca Koran

Seperti dikatakan Asni, pedagang makanan di kawasan jalan Masjid Jami. Diakuinya, jika ingin membeli minyak goreng di pasar, dirinya terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk mendapatkannya.

“Kalau di pasar sekarang mahal, minyak goreng isi 2 liter harganya bisa mencapai Rp 37.000 sampai Rp 38.000,” ujarnya, Selasa (15/3).

Untuk menghemat pengeluaran, Asni mengaku, dirinya sering kali harus mencari informasi di mana ada operasi pasar minyak goreng demi mendapatkan harga yang murah.

“Biasanya saya diberi tahu Ketua RT jika ada pelaksanaan pasar murah di Banjarmasin. Kalau jaraknya tidak jauh pasti saya datangi,” katanya.

Hal tersebut mau tak mau ia lakukan agar bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga normal. Menurutnya, sebagai pedagang harus jeli dan pandai mengatur modal yang dikeluarkan supaya tidak mengalami rugi.

“Di operasi pasar murah, harga minyak goreng jauh selisihnya dibandingkan beli di pasaran. Bisa sampai Rp 10.000 bedanya. Tapi, pembelian dibatasi maksimal 2 liter. Harganya Rp 27.000 atau Rp 28.000 saja. Kalau di pasaran bisa sampai Rp 38.000,” imbuh Asni.

“Bisa juga beli di ritel modern dekat-dekat sini. Harganya Rp 14.000 per liter. Tapi, susah juga karena stoknya tidak banyak. Masih pagi sudah habis, karena banyak warga yang membeli. Siapa cepat dia dapat,” tambahnya.

Baca Juga :  Menkeu Keluarkan Surat Perintah Efisiensi 16 Pos Belanja

Lalu, ketika persediaan minyak goreng di warungnya menipis, sementara di ritel modern kehabisan stok dan tidak ada operasi pasar murah, ia pun terpaksa harus membeli di pasar tradisional dengan harga yang lebih mahal.

Asni berharap, pemerintah secepatnya dapat mengendalikan kelangkaan minyak goreng ini. Agar masyarakat dan pedagang seperti dirinya nyaman dalam berusaha.

“Mudah-mudahan tidak berlarut-larut dan cepat teratasi. Selain itu, kalau ada orang yang menimbun minyak goreng harus ditindak tegas,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan (Disdag Kalsel), Birhasani, baru-baru ini mengungkapkan, pihaknya juga rutin menggelar kegiatan pasar murah dengan menggandeng Disdag di Kabupaten dan Kota.

“Bahkan sejak November 2020 lalu sudah 170 kali digelar pasar murah di seluruh Kalsel. Kita berharap, setidaknya bisa membantu masyarakat dan pelaku usaha yang sedang kesusahan mencari sembako dengan harga terjangkau, khususnya minyak goreng,” ujarnya. (opq/K-1)

Iklan
Iklan