Banjarmasin, KP – 44 guru penggerak yang dilantik oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman, di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin pagi tadi ternyata sudah secara otomatis menduduki jabatan Kepala Sekolah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Nuryadi mengatakan, sebagai guru penggerak, mereka secara otomatis juga menjadi calon kepala sekolah.
Bukan tanpa alasan, pasalnya berdasarkan Permendikbud Nomor 40 Tahun 2021, kandidat kepala sekolah diambil dari guru penggerak.
“Tahun 2023 nanti kabupaten kota tak ada lagi penyeleksian kepala sekolah. Seleksi kepala sekolah, hanya melalui guru-guru penggerak ini,” ungkapnya, Jumat (4/3) siang usai pelantikan.
Seperti diketahui, di Kota Banjarmasin, untuk jenjang tingkat SD, setidaknya masih ada 45 jabatan kepala sekolah yang lowong.
Alhasil, guru penggerak lah yang nantinya digadang-gadang bakal mengisi jabatan itu.
“Saat ini, masih dijabat Pelaksana Tugas (Plt). Sembari menunggu persyaratan atau kelengkapan berkas yang lainnya,” ucapnya.
Kendati demikian, Nuryadi mengakui bahwa saat ini para guru penggerak yang dikukuhkan pagi tadi baru beberapa saja yang menjadi kepala sekolah
“Dari jumlah guru penggerak yang dikukuhkan, baru ada tiga orang yang menjabat sebagai kepala sekolah,” tutupnya.
Di sisi lain, Sekdako Banjarmasin, Ikhsan Budiman berharap 44 orang guru penggerak itu bisa langsung melaksanakan program Merdeka Belajar yang digaungkan pemerintah.
Seperti diketahui, di Kota Banjarmasin sendiri setidaknya ada 16 sekolah penggerak, yang dijadikan pilot project atau contoh dari program ‘Merdeka Belajar’. Umumnya, program ini diterapkan guna menunjang kemampuan siswa.
Baik dalam hal penguatan materi, hingga pendidikan karakter bagi para masing-masing siswa. Lalu, ada tambahan pembelajaran bagi siswa. Tapi, melalui pembelajaran berbasis IT.
“Dalam proses belajar mengajar di era milineal, perlu ada peningkatan dan penajaman materi yang disampaikan. Maka, program ini sangat diperlukan. Lebih-lebih, program ini juga menjadi tagline di momentum Hari Pendidikan Nasional beberapa waktu lalu,” ujarnya.
“Saya meyakini bahwa semua materi berkenaan dengan merdeka belajar ini bisa dilakukan. Dengan begitu, baik guru maupun murid bisa lebih inovatif, kreatif, dalam hal pembelajaran di sekolah,” pungkasnya.(Kin/KPO-1)