Muara Teweh, KP – Riani (47) seorang perempuan asal Desa Malawaken, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara (Barut) itu mengisi waktu luangnya dengan penambang pasir dan sekaligus buruh membuat pasir ke dalam truck, Minggu (27/3).
Tambang pasir atau disebut dengan Galian C bagi masyarakat Walawaken adalah pekerjaan yang sudah ratusan tahun digeluti secara turun temurun. Tak heran, jika masyarakat tahan hingga berhari-hari untuk mengumpulkan butiran pasir untuk di muat kedalam truck.
Pekerjaan tersebut ia geluti sudah puluhan tahun, karena tidak ada lagi pekerjaan yang bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Ibu dari empat orang anak ini rela bangun pagi dengan berjalan kaki menuju tempat kerjanya demi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Meski begitu ia yakin dan percaya, walau pulang dengan tidak mendapatkan hasil maksimal, pekerjaan ini adalah jalan ia bisa bertahan hidup ditengah situasi pandemi Covid-19 saat ini.
“Saya tidak bisa buat kerja lain, hanya sebagai penambang pasir dan membuat pasir ke dalam truck lah yang bisa dilakukan,” ungkap Riani sambil membuat pasir ke truck.
Sementara itu, pekerja lain Supriadi mengatakan, sebagian persen penduduk di desa menompang hidupnya di penambangan pasir. Hal ini berdasarkan jumlah penduduk kurang lebih 2 ribu jiwa bekerja sebagai penambang pasir atau yang disebut Galian C.
Oleh karena itu, kita sangat bersyukur dengan adanya pemandangan pasir karena hanya pekerjaan inilah yang bisa mencukupi kebutuhan hidup, sementara pekerjaan lain ataupun kebun karet kami tidak punya.
“Sebagai pekerjaan inilah yang bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga, untuk setiap kali bekerja saya memperoleh kurang lebih seratus ribu itupun tidak setiap hari,” kata Logam panggilan akrabnya. (asa/K-10)