Pelaihari, KP – Sikapi serius percepatan penanganan stunting atau masalah gizi tumbuh anak, Bupati Tanah Laut (Tala) HM Sukamta menargetkan angka prevalensi stunting di Tala turun menjadi 18 persen tahun ini dibandingkan tahun 2021 yang lalu yang berada pada angka 31 persen atau sekitar 10 ribu anak.
Hal tersebut Ia sampaikan dalam arahannya pada acara Pelantikan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kecamatan dan Pengukuhan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk Kecamatan Bajuin, Batu Ampar, Jorong, Kintap, Takisung dan Kecamatan Pelaihari, bertempat di Aula Balairung Tuntung Pandang Pelaihari, Selasa (29/3/2022).
“Saat ini Tala masih termasuk dalam lima daerah dengan angka stunting tertinggi di Kalimantan Selatan (Kalsel). Ini harus kita sikapi dengan serius, TP PKK sebagai bagian dari Tim Percepatan Penurunan Stunting saya harap tetap semangat sebagai garda terdepan memberikan wawasan kepada masyarakat agar mampu mencegah anak tumbuh stunting”, ungkap Sukamta.
Lebih lanjut Sukamta menekankan ada tiga hal utama yang harus diperhatikan oleh TP PKK dalam memberikan wawasan cegah stunting kepada masyarakat, yaitu tentang usia pra nikah atau remaja, ibu hamil dan 1000 hari pertama kelahiran bayi.
“Selain menjaga pola hidup bersih dan sehat, mencegah stunting harus dimulai sejak usia pra nikah atau remaja dengan tidak melakukan pernikahan dini, untuk ibu hamil harus terpenuhi nutrisi dan rutin cek kesehatan janin, yang terakhir adalah 1000 hari pertama kelahiran juga sangat menentukan bagaimana bayi akan tumbuh. Tiga hal ini harus kita perhatikan untuk mencegah stunting”, tambahnya.
Persoalan stunting memang masih menjadi masalah nasional. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting nasional saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Kasus Stunting Kalsel tahun 2021 masih berada di atas rata–rata nasional dan menempati urutan ke-6 tertinggi di Indonesia dengan angka 30 poin. (rzk/K-6)