Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Fokus Tangani Ancaman Karhutla

×

Fokus Tangani Ancaman Karhutla

Sebarkan artikel ini
Hal 9 3 Klm Kurhutla
KEBAKARAN- Lahan kosong di kawasan Banjarmasin Selatan sempat terbakar akibat kebakaran lahan di tahun 2020 lalu. (KP/Zakiri)

Data BMAG wilayah Kalsel, di prediksi sebentar lagi akan memasuki musim kemarau yang dipresidki Awal Mei mendatang

BANJARMASIN, KP – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin saat ini tengah mempersiapkan diri dengan ancaman kebakaran hutan dan lahan (Kahutla).

Kalimantan Post

Kepada Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Fahrurraji mengatakan, keputusan tersebut merupakan hasil koordinasi pihaknya dengan BMKG Kalimantan Selatan (Kalsel) beberapa waktu lalu.

Ia membeberkan, berdasarkan data yang diperolehnya, wilayah Kalsel, di prediksi sebentar lagi akan memasuki musim kemarau. Yakni awal Mei mendatang.

“Dan itu secara otomatis akan memicu munculnya ancaman Karhutla, termasuk di Kota Banjarmasin,” ucapnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Selasa (12/04) siang.

Manurutnya, prediksi itu sendiri dikuatkan dengan kondisi cuaca di Banjarmasin yang saat ini mulai menunjukkan tanda-tanda pancaroba. Seperti hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang singkat dan mulai terlihat ancaman angin puting beliung.

Bahkan, berdasarkan kajian BMKG, musim kemarau yang diperkirakan mulai pada Mei itu batu akan memasuki puncaknya di bulan Agustus sampai dengan Oktober.

“Jadi sekarang kita fokus penanganan ancaman bencana kebakaran di musim kemarau. Karena, teriknya cuaca tidak hanya meningkatkan ancaman kebakaran di hutan lahan dan lahan saja, tapi juga ada pemukiman,” ungkapnya.

Kemudian, meski dalam dua tahun terakhir ini Banjarmasin tidak ada terjadi kebakaran laham. Namun menurut Raji, pihaknya tetap mewaspadai bencana karhutla di tiga kelurahan.

“Kelurahan Sungai Andai, Sungai Lulut dan Tanjung Pagar. Tiga kelurahan ini masuk dalam kategori rawan l Karhutla setiap ketika memasuki kemarau,” tukasnya.

Pasalnya, ketiga lahan tersebut masih banyak terdapat kawasan rawa yang masih berupa lahan tidur alias kosong dengan dipenuhi semak belukar.

Baca Juga :  Peran Ibu Kerap Sunyi, Namun Menentukan Masa Depan Bangsa

Selain menyiagakan anggotanya, untuk mengantisipasi terjadinya resiko karhutla, Raji mengaku pihaknya juga susah mendapatkan bantuan dari BPBD Provinsi Kalsel, berupa alat sedot air dengan kapasitas besar dan selang sepanjang tujuh rol.

“Sosialisasi edukasi dan pembekalan informasi terkait kebencanaan juga rutin kita laksanalan di setiap kelurahan. Terutama di ketiga kelurahan tadi,” imbuhnya.

Sehingga, ia meminta agar masyarakat bisa lebih meningkatkan kehati-hatiannya terhadap resiko kebakaran baik itu di pemukiman maupun lahan kosong ketika memasuki kemarau sekarang ini.

“Apalagi sekarang aktivitas memasak, karena bisa saja ini jadi pemicu kebakaran kalau tidak hati-hati,” pungkasnya. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan