Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Martapura

Masyarakat Bantaran Sungai Martapura Tetap Bertahan di Tengah Arus Modernisasi

×

Masyarakat Bantaran Sungai Martapura Tetap Bertahan di Tengah Arus Modernisasi

Sebarkan artikel ini
IMG 20220414 WA0015 scaled

Martapura, KP– Kalimantan Selatan (Kalsel) dikenal dengan banyaknya aliran sungai. Keberadaannya pun dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai pusat aktivitas sehari-hari. Sehingga terbentuklah permukiman di bantaran sungai di Kalsel.

Salah satunya di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Desa ini dikenal dunia dengan keberadaan pasar terapung yang menjadi ikon pariwisata Kalsel. Di mana, baik pedagang maupun pembeli melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan perahu.

Baca Koran

Sayangnya, sebagian besar masyarakat yang bermukim di bantaran sungai berasal dari kalangan menengah ke bawah. Termasuk di Desa Lok Baintan. Di mana, penghasilan masyarakat jauh di bawah standar. Apalagi, masyarakat setempat bekerja sebagai nelayan dan pedagang buah, serta ada pula yang menjadi petani.

Ratih Ayu, Staf Program Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel mengatakan, masyarakat di sekitar Sungai Martapura di Desa Lok Baintan masih sangat tradisional. Kendati di tengah gencarnya arus modernisasi, masyarakat di desa ini masih mempertahankan nilai-nilai tradisional, termasuk dalam mata pencaharian.

“Misalnya warga yang bekerja sebagai nelayan. Hasil tangkapan ikan sungai langsung dijual ke pembeli yang berkunjung ke Pasar Terapung Lok Baintan,” kata Ratih di Banjarmasin, Rabu (13/4/2022).

Karena masih menganut nilai-nilai tradisional inilah, membuat masyarakat Desa Lok Baintan sangat asing dengan hal-hal baru. Termasuk dengan menu berbuka puasa atau menu iftar yang dibagikan kepada masyarakat, yang menjadi kegiatan rutin selama bulan Suci Ramadhan setiap tahunnya.

Hal inil yang diungkapkan Desi Ikewatie, Pimpinan Konseling Qur’ani Banjarmasin. Diakui Desi, masyarakat di bantaran Sungai Martapura masih banyak yang belum tersentuh dengan adanya distribusi menu iftar.

“Karena masyarakat setempat sepertinya masih asing dengan adanya menu iftar untuk mereka,” ungkap Desi.

Baca Juga :  Disdik Sampaikan Program Revitalisasi Satuan Pendidikan

Kendati demikian, ACT Kalsel bersama Konseling Qur’ani Banjarmasin mencoba melakukan terobosan yang unik. Berangkat dari kearifan lokal Kalsel yang masyarakatnya menggantungkan hidupnya dengan keberadaan sungai, digagaslah program Kelotok Ramadhan 1443 H.

Program Kelotok Ramadhan, ACT Kalsel mendistribusikan menu iftar untuk masyarakat desa ini, terutama yang bermukim di bantaran Sungai Martapura. Terutama masyarakat yang tinggal di bantaran sungai di Desa Lok Baintan.

“Semoga bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjarmasin maupun Kalsel pada umumnya. Karena saya akui, saat ini baru ACT Kalsel saja yang bisa menjangkaunya pada momentum awal Ramadhan 1443 H,” imbuh Desi.

Di kesempatan yang sama, Arifin, warga Desa Lok Baintan mengaku senang mendapatkan menu iftar yang dibagikan langsung kepada masyarakat setempat. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan setiap tahunnya,” singkatnya. (KPO-1)

Iklan
Iklan