Banjarmasin, KP – Biasanya, momen bulan Ramadan akan dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk memperbaiki makam keluarga yang telah meninggal dunia.
Makam yang sudah berusia belasan atau puluhan tahun sering kali ada bagian-bagian yang lapuk atau keropos karena terkena panas dan hujan. Karena itu, perlu pergantian bagian makam yang rusak agar lebih nyaman dipandang.
Hal ini membawa berkah tersendiri bagi perajin kijing makam (atang kubur) dan batu nisan di Kota Banjarmasin. Seperti UD Amalia, salah satu tempat pembuatan kijing dan batu nisan di Jalan Mesjid Jami No. 20 RT. 03 Kelurahan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Diungkapkan, Putra, salah seorang karyawan UD Amalia, permintaan kijing makam dan batu nisan meningkat dibanding bulan-bulan di luar Ramadan.
“Lumayan meningkat, kalau hari biasa dalam satu minggu paling terjual antara 2 atau 3 buah saja. Tapi, kalau bulan Ramadan seperti ini bisa laku 2 sampai 3 buah dalam satu hari,” ujarnya.
Konsumen yang datang, lanjut Putra, kebanyakan untuk memperbaiki makam orangtua atau keluarga yang kondisinya mulai rusak lantaran terpapar cuaca.
Selain datang dari Kota Banjarmasin, pelanggan juga banyak berasal dari Kalimantan Tengah (Kalteng), seperti dari daerah Ampah, Palangkaraya, Muara Teweh, dan Tamiyang Layang.
“Untuk daerah Kalteng ini masih bisa kita antar sendiri. Namun, biaya pengantaran di luar harga kijing atau nisan. Sering juga pelanggan kita berasal dari Kotabaru. Karena jauh, jadi kami menggunakan ekspedisi,” jelasnya.
Menurut Putra, dari sekian banyak pelanggan, ada yang datang menggunakan perahu atau jukung. Itu karena letak makamnya berada di pinggiran sungai dan tak bisa dituju melalui jalur darat.
“Biasanya makamnya berada di pelosok yang hanya bisa dilalui lewat sungai saja. Makanya mereka datang menggunakan jukung,” imbuhnya.
Meningkatnya permintaan kijing dan batu nisan ini membuat para perajin terus menambah stok. Meski mengalami peningkatan permintaan, untuk harga jual masih tetap sama. Namun, harganya bervariasi, tergantung bahan yang digunakan.
Seperti tabela kayu, harga dibandrol mulai Rp 700 ribu smpai Rp 1,5 juta. Kijing berbahan kayu ulin harganya dipatok Rp 650 ribu dan Rp 850 ribu.
“Kalau kijing bahan keramik harganya mulai Rp 900 ribu. Sedangkan yang bahannya marmer lebih mahal, bisa sampai Rp 11 juta,” pungkasnya. (Opq/K-1)